Landasan moral dapat berasal dari mana saja. Tidak perlu agama untuk sekedar mengetahui bahwa membunuh dan merampok itu tidak baik. Segala yang kruisal tertuang dalam hukum. Hukum dibuat oleh manusia dengan konsekuensi nyata. Bukan ancaman neraka. Agama dapat berfungsi cukup baik ketika hukum manusia tidak dapat dilaksanakan. Kita perlu sesuatu untuk ‘menakut nakuti’ manusia agar berbuat baik. Kita perlu hukuman imajiner bahwa sesuatu selalu mengawasi kita dan akan menghukum kita setelah mati kelak. Itulah ketika agama berperan sebagai white lie. Kebohongan untuk membuat orang berbuat baik. Namun apakah surga, neraka, pahala, dosa, malaikat pencatat amal perbuatan itu benar benar ada?
Dalam konteks atheisme dan humanisme ada istilah golden rule, dengan variasinya seperti silver rule atau platinum rule yang kurang lebih berbunyi sebagai berikut: “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.” Jika ini diberlakukan saja, maka tidak akan ada pembunuhan, perampokan, bahkan bom bunuh diri yang melukai banyak orang.
Landasan moral dapat berasal dari mana saja.Segala yang kruisal tertuang dalam hukum. Dua kalimat inilah nampaknya yg menjadi kata kunci dari penjelasan Ateis menjawab.Pertanyaan selanjutnya siapakah yg berhak menetapkan hukum, dan bagaimana mekanismenya. Tentang larangan menyetubuhi ibu kandung apa dan bagaimana bunyi dasar hukumnya. Kalau bagi kaum beragama perintah dan larangan terdapat dalam kitab suci.Kalau hukum yg dianut oleh ateis tertadapat dalam kitab apa?
hukum dibuat oleh manusia berdasarkan kondisi saat dibuatnya hukum tersebut.mekanismenya beragam sesuatu negara. kalau di indo ya dibuat oleh dpr, dll.
mungkin anda pikir hukumnya jadi inferior karena ‘hanya’ dibuat oleh manusia, tapi justru disitulah indahnya, hukum bisa beradaptasi terhadap perubahan standar di masyarakat.
misal dulu perbudakan oke, sekarang tidak oke lagi, ya kita ubah hukumnya, ga boleh lagi perbudakan.
berbeda dengan kitab suci, dia ga bisa beradaptasi dengan perkembangan jaman. jadi jangan bangga kalau ikut kitab suci 🙂
Kitab apa?..inilah awal mula rusaknya manusia.. semua yg tertulis di kitab di kunci dan di turuti tanpa sarat…malah hakikat manusia jadi hilang karena akan otomatis hilang hati nurani nya ketika hanya mengikuti kitab.. persis seperti komputer/robot hidup menjalankan tugas tanpa hati..
Sebelum masuk islam di nusantara sudah ada ajaran yg berdasarkan budhipekerti, hukum tarik-menarik, apa yang kita lakukan akan kembali ke kita, perlakukan orang lain seperti anda ingin di perlakukan..hukum sederhana tapi ampuh.
Lagian aneh aja Tuhan kok berkoalisi dengan manusia untuk membuat kitab,,,kayak ga ada kerjaan Tuhan itu 🙂
“menyetubuhi ibu” ? anda tau konsekwensi dari inbreeding dr ilmu pengetahuan?, dan itu berlaku bukan hanya untuk hewan yg bernama manusia saja. Itu dr sisi ilmu pengetahuan saja lho ya..blm dr sisi etika, sosial..budaya dll. coba di baca2 inbreeding
saya setuju dengan “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
pembunuhan / perampokan terjadi karena tidak kuatnya iman seseorang menghadapi tekanan hidup… mereka bisa dibilang saat melakukan itu tidak ingat Tuhan (tdk percaya Tuhan /ateis) sehingga tidak ingat akan konsekuensi di akhirat …. kalo mereka ingat pasti tdk jd membunuh.
sedangakan Bom bunuh diri yg mengatasnamkan agama itu adalah keyakinan terhadap kesesatan , pelaku telah di brainwash tentang hal2 yg sbenernya bertentangan dgn agama, sekali lagi pelaku tidak mempunya ilmu pengetahuan yg kuat dan benar ttg agama yg sebenernya dan hanya di doktrin2 oleh pemimpin yg mengaku sbg pemuka agama
kurang lebih kalian para ateis ingin membrainwash org2 dengan paham kalian..
tapi selama kalian tidak menganggu org2 beragaman maka paham ateis kalian adalah urusan kalian…
bila apa yang menahan seseorang dari merampok atau membunuh hanyalah ancaman akan dibakar di suatu tempat nanti, saya seram membayangkan apa yang akan dia lakukan saat tahu itu hanya ancaman kosong…bisa2 dia membunuhi orang2 random di jalanan…
yang lebih baik menurut saya adalah tidak merampok dan tidak membunuh karena kita juga ga mau dirampok dan dibunuh. karena kita berpikir kalau memang efeknya buruk. bukan karena diancam2
tentang pemboman agak OOT sih tapi menurut saya kalau tuhan itu maha tahu dan maha sempurna, harusnya dia bisa bikin ajaran yang lebih baik dan jelas, jadi ga multi interpretasi dan bisa dipake buat brainwash orang
mengenai pernyataan terakhir anda, saya juga ga akan ribut kalau para teis tidak menggangu yang lainnya, tidak membodohi orang, dan tidak merusak pelajaran di sekolah2 umum.
tapi yang terjadi tidak demikian.
landasan moral bisa empati EQ, hukum
atau cara lain ‘menakut nakuti’ manusia agar berbuat baik / tidak melakukan kejahatan,
dengan legalisasi senjata, aturan penggunaannya dan sangsi hukumnya (firearms licence)
“God made every man different; ‘Sam’ Colt made them equal.”
“Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.”
melakukan free sex termasuk kah ?
Silahkan lakukan free sex kalau anda sanggup menerima konsekuensinya gan..
konsekuensinya adalah:
1. bagi yang sudah menikah, Hukum negara mengizinkan istri untuk menuntut cerai bila suami berhubungan sex dgn wanita lain, hak anak akan di ambil istri, rumah dan semua harta di bagi dua, istri minta santunan sebesar 50jt tiap bulan.. mau miskin? 🙂
2. Bagi yg masih bujang, hukum alam akan menghadiahi penyakit2 fatal.. mau?
jelas hukum di atas bukan hukum agama kan?
jadi bukan hanya agama yang mengatur tingkah laku..logika bisa kok mengendalikan tingkah laku
“Landasan moral dapat berasal dari mana saja” menandakan bahwa Atheisme memang tidak memiliki dasar moral yang genuine.. Tidak ada yang bisa menetapkan apakah perbuatan membunuh, jujur menolong itu baik atau buruk secara genuine karena sifatnya yang selalu relatif. Untuk menutupi kelemahan ini, para Atheis cenderung melakukan apologetik dengan menjadikan perkembangan zaman dan pandangan masyarakat sebagai sumber moral. Kalau demikian ceritanya, maka jangan heran bila para atheis membolehkan bunuh diri jika anda sudah bosan hidup karena tidak menemukan makna apa-apa…
Urusan moral bukan urusan bunuh membunuh saja atau kriminal. Perlakukan orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Ini hanya efektif untuk masalah kriminal. Jika demikian apakah landasan moral ateis cukup kuat dan berdasar? Menurut saya tidak. Hidup sehari2 butuh landasan. Hidup bermasyarakat jg butuh tatanan. Tatanan bukanlah ttg kriminal saja. Jika ateis konsekuen dengan ateisme maka akan terjadi kehidupan yg sangat bebas dan individual. Saya tidak sampai hati untuk memberikan contoh disini, karna terlalu byk yg harus dijawab oleh admin. Sebenarnya kaum ateis masih terpapar dan dapat menerima nilai2 agama. Namun dipermukaan mrk menolak dgn berbagai alasan. Mulai dari ketimpangan realita sampai bukti.
Bagaimana dengan masochis yang senang jika dirinya disiksa?
Bagaimana kalau dia kemudian menjadi sadomasochis yang senang menyiksa orang lain karena ia menerapkan prinsip golden rule itu?
Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Saya ingin diperlakukan dengan penuh penghinaan dan penyiksaan. Oleh karena itu saya menyiksa orang lain dengan penuh penghinaan dan penyiksaan?
Apakah Golden Rule berlaku universal?
Sangat setuju dengan urakan di atas. Apakah ada perbedaan antara ateisme dan humanisme?