Pada dasarnya deskripsi Tuhan menurut agama agama yang ada di seluruh dunia dibagi menjadi dua yakni tuhan personal dan impersonal. Tuhan personal adalah tuhan yang memiliki kehendak dan dideskripsikan memiliki karakteristik personal seperti: memiliki kehendak, marah, memerintah. Seperti figur dewa dewa, odin, yupiter, zeus, hingga Tuhan agama abrahamik seperti Allah, Roh kudus dan YHWH. Disisi lain ada Tuhan impersonal yakni Tuhan abstrak seperti pantheisme atau budha yang menganggap Tuhan adalah alam semesta, energi, kesadaran, dan hal hal lain yang tidak memiliki kehendaknya sendiri.
Dalam konteks atheisme umum, kami tidak mempercayai keberadaan Tuhan personal. Kami tidak percaya bahwa odin, zeus, Allah, Xenu ataupun YHWH ada. Alasannya sama seperti kami tidak mempercayai adanya Unicorn, peri gigi atau Nyai roro kidul. Kami mendengar banyak cerita mengenai keberadaannya namun tidak pernah ada bukti yang kuat bahwa mereka benar benar ada. Ada banyak sekali klaim mukjizat seperti munculnya nama Allah di daun telinga, kambing, awan. Atau munculnya wajah yesus dan bunda maria di roti, gereja, awan, dst. Hal itu dapat dijelaskan dengan mudah sebagai bentuk paraedolia dimana alam semesta sering menghasilkan bentuk bentuk acak dan pada akhirnya selalu mirip dengan sesuatu.
Ketidaknampakkan bukan berarti ketidakadaan. Ketidaktahuan otak terhadap sesuatu seharusnya tidak bisa memaksa akal untuk menyimpulkan bahwa sesuatu yang tidak diketahui itu tidak ada
iya tidak nampak memang bukan berarti tidak ada. helium juga tidak nampak, tapi efeknya bisa kita rasakan dengan cara lain dan bisa dibuktikan keberadaannya.
ateisme bukan bilang tuhan itu tidak ada, tapi kami tidak percaya pada klaim ketuhanan, tolong dibedakan.
ateisme menolak percaya pada hal yang belum dibuktikan kebenarannya, dan yang harus membuktikan itu adalah yang mengatakan tuhan itu ada.
maaf, YHWH itu apaan ya?
Saudara, Allah maha mengetahui, Ia sudah tahu suatu saat kita akan menanyakan hal ini. Nabi Musapun pernah meminta hal ini. Maka itu dijawab oleh Allah SWT seperti yang tertera di ayat 143 surat Al-A’raf.
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.”
Ada tujuh pelajaran dari ayat di atas:
1.Tidak boleh menuduh kepada Nabi Musa bahwa ia meminta sesuatu yang tidak diperkenankan oleh Allah swt
2.Allah tidak memungkiri permintaan Nabi Musa.
3.Allah menjawab dengan kalimat, “Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku.” Bukan mengatakan, “Aku tidak bisa dilihat.”
4.Allah Mahakuasa untuk menjadikan gunung itu tetap kokoh di tempatnya, dan ini bukan hal mustahil bagi Allah, itu merupakan hal yang mungkin. Hanya saja dalam hal ini Allah juga mempersyaratkan adanya proses ru’yah (melihat). Jadi, seandainya hal itu merupakan sesuatu yang mustahil, sudah tentu Allah tidak akan mempersyaratkan hal itu.
5.Kalimat “tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luruh” adalah bukti bahwa bolehnya melihat Allah swt. Jika boleh bagi-Nya menampakkan diri kepada gunung, bagaimana terhalang untuk menampakan diri kepada para nabi, rasul, dan wali-Nya di kampung akhirat?
6.Di ayat itu Allah swt. memberitahu kepada Nabi Musa bahwa gunung saja tidak mampu melihat-Nya di dunia, apalagi manusia yang lebih lemah dari gunung.
7.Allah swt. telah berbicara dengan Nabi Musa. Nabi Musa juga telah mendengar perkataan Allah swt. tanpa perantara. Maka, melihat-Nya sudah pasti sangat bisa.
Luar biasa bukan? Pertanyaan anda sudah Ia jawab di Al Quran sejak 1400 tahun yang lalu.
Yahweh mba
Mas di artikel anda kan cuman menjelaskan tentang ketidak yakinan anda sama konsep tuhan personal,jadi kalo konsep tuhan personal anda percaya ?