Original writer : Rainny
Sumber: kompasiana
Jangan takut, ini bukan upaya atheisasi. Orang Indonesia boleh jadi takut dengan ‘kristenisasi’ dan di Eropa, orang takut dengan ‘islamisasi.’ Tapi ini bukan upaya atheisasi. Upaya mengkonversi orang-orang beragama menjadi atheis bertentangan dengan prinsip atheisme itu sendiri. Atheisme bukan kepercayaan yang harus diimani begitu saja. Atheisme adalah keyakinan seperti keyakinan ilmiah yang harus ditemukan sendiri.
Atheisme nyaman bagi diri saya, melegakan batin saya, tetapi sulit berhadapan dengan tekanan sosial di Indonesia.
Orang masih memicingkan mata pada atheisme, menganggap atheis sebagai orang paling hina di muka bumi. Atheis dianggap sebagai sumber kekejian dan kebejatan moral.
Atheis bukanlah orang tanpa etika dan moral, hanya saja atheisme tidak mendasarkan moralitas dan etikanya pada ajaran Tuhan, melainkan pada akal budi manusia. Saya kira bukan tempatnya di sini untuk memberi penjelasan apa itu atheisme.
Saya menjadi atheis bukan karena keluarga, bukan karena teman, bukan karena akibat pernikahan (tidak jarang orang pindah agama untuk menyesuaikan diri dengan UU Pernikahan di Indonesia). Saya menjadi atheis melalui pergulatan panjang mencari Tuhan.
Saya dilahirkan dari keluarga Islam lengkap dengan azan di telinga ketika saya baru saja dilahirkan. Saya belajar membaca Al-Quran sedari kecil, ikut pengajian di musala, puasa, tarawih dan membayar zakat seperti layaknya anak-anak dari keluarga muslim lainnya.
Orang tua saya, keduanya muslim yang taat dan sangat tolerans dan sangat mendorong kebebasan berekspresi serta mendorong saya untuk mencintai membaca juga dekat dengan sains dan ilmu pengetahuan.
Berangkat dewasa, mulai sejak kira-kira usia SMP, masih rajin sholat, saya mulai mempertanyakan Tuhan. Belajar Pancasila di sekolah, yang lebih mirip indoktrinasi daripada diskusi megenai ideologi dan filsafat dengan bapak dan ibu saya, saya mulai penasaran dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Bhinneka Tunggal Ika. Mengapa ada banyak Tuhan? Jika semuanya adalah Tuhan yang sama mengapa aturan, tuntunan dan tuntutannya berbeda.
Dari situ saya mempelajari praktis semua agama yang ada di Indonesia, menemui romo, pedanda, biksu, dan pendeta, selain tentu saja dengan ustad dan kyai. Perjalanan yang indah mengantarkan saya pada pertemuan dengan Romo Mangun dan Gus Dur (yang adalah teman bapak saya). Masih pula saya tidak menemukan jawaban atas salah satu pertanyaan saya: Agama apa yang paling bisa mengantar penganutnya pada Tuhan.
Kemudian saya menemukan bahwa pertanyaan tersebut salah, karena jawaban yang tersedia adalah:
– Semua agama sama baiknya
– Ikuti kata hatimu sendiri
Pencarian saya mengenai semua agama sama baiknya berujung pada dilema, seperti semua kecap adalah kecap no. 1, berarti semua agama sama buruknya. Agama A mengatakan A-lah agama paling baik, dan agama B buruk. Sebaliknya agama B mengatakan hal yang sama mengenai dirinya sendiri, dan mengkatagorikan agama A sebagai agama yang tak baik. Jika ada 1.000 agama di dunia, memilih salah satu berarti berharap 1 surga, tetapi bersiap masuk 999 neraka agama lain yang disiapkan bagi orang ‘kafir’.
Pencarian saya pada tokoh-tokoh agama berpikiran luas mengantarkan saya pada kata-kata bijak, “Agama itu seperti makanan, ya, makanan jiwa, pilih yang sesuai selera, dan sreg. Walaupun katanya bergizi, tapi kalau makannya terpaksa, ya juga nggak akan enak dan nggak akan membawa manfaat buat kamu.”
Saya mulai dengan menjadi seorang peragu, skeptis, di SMA, usia 16–17 tahun. Lalu di usia 18 saya menjadi agnostik. Di usia 20 saya menjadi seorang atheis.
Perjalanan pencarian saya atas Tuhan juga membawa saya pada beberapa orang atheis yang sama sekali tidak menganjurkan saya menjadi atheis. Semua atheis yang saya jumpai mengatakan, kurang lebih, “Ikuti akal budimu, sergaplah ilmu pegetahuan, pelajari sejarah peradaban manusia.”
Atheis yang baik, menurut mereka, bukanlah seorang pendakwah yang mencari sebanyak-banyaknya pengikut, tetapi orang-orang yang mendasari moralitasnya pada akal budi manusia serta mengakui segala keterbatasannya. Atheisme bukanlah sebuah keyakinan yang menurun dalam keluarga, boleh jadi bukanlah sesuatu yang mudah diajarkan. Atheisme, adalah sebuah hasil pencarian seseorang yang bersifat personal. Seorang atheis yang baik adalah mereka yang cukup berani mempertanyakan segala sesuatu dan giat bekerja serta belajar untuk mencari jawabnya. Seorang atheis yang baik tidak bisa yakin sebelum meragukan sesuatu terlebih dahulu. Seorang atheis tidak boleh gemar mencontek karena malas mencari jawaban. Seorang atheis yang baik tidak boleh menjadi atheis karena dipengaruhi orang lain. Dengan kata lain atheisme hanya bisa ditemukan dan dialami sendiri. Seorang atheis yang baik tidak akan mendorong apalagi membujuk orang lain untuk jadi atheis, tetapi membiarkannya tumbuh dalam pencarian.
Pencarian saya berakhir pada atheisme. Saya sangat yakin bahwa Tuhan tidak ada, dan hanya ada kemungkinan kecil sekali Tuhan (beserta neraka dan surganya) ada. Tuhan mungkin saja ada, karena sangatlah tidak ilmiah mengatakan Tuhan pasti tidak ada, toh ilmuwan tidak bisa membuktikan ketiadaan Tuhan, walaupun tidak ada pula orang yang pernah membuktikan kehadiran Tuhan. Russell memberi analogi yang baik mengenai poci teh (teapot) yang mengorbit antara bumi dan Mars.
Saya sampai pada pencarian saya, bagaimana sejarah peradaban manusia memelihara kerinduan manusia akan adanya kepastian, kebutuhan sosok imajiner yang Maha Adil, Maha Kasih, Maha Kuasa, dan bagaimana manusia berangsur-angsur menciptakan sosok Tuhannya, membunuhnya atau meninggalkannya, lalu menciptakan sosok Tuhan baru.
Sampai akal budi dan pengetahuan manusia cukup berani mengakui keterbatasannya, dan mengatakan, “Cuma itu yang kita punya, berterimakasihlah pada kita sendiri.” Memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa tapi juga pada saat yang sama bersusah payah menyembunyikan diriNya sendiri tidak membantu manusia dalam cara apapun, kapanpun, dan di manapun, kecuali untuk menenangkan hati sendiri akan adanya kepastian mutlak dan harapan akan hadirnya keadilan sejati di alam lain.
Saya tidak memusuhi agama dan orang-orang beragama atau berTuhan. Tidak seperti orang-orang beragama yang memusuhi orang-orang tak bertuhan. Saya tidak ingin menyadarkan orang-orang beragama untuk meninggalkan Tuhannya. Saya hanya ingin orang-orang atheis (di Indonesia khususnya) yang masih dalam ketakutan atau tekanan sosial yang berat untuk bebas dari ketakutan dan tekanan.
Saya sadar bahwa orang bermacam ragam. Ada yang masih perlu Tuhan, dan ada yang tidak perlu Tuhan. Saya adalah tipe orang kedua. Kalau saya berbuat baik, bukan hidup abadi di surga yang saya harapkan, tapi karena saya tahu bahwa perbuatan itu harus saya lakukan. Kalau saya tidak berbuat jahat, bukan siksa neraka yang saya takutkan, cukup karena saya tahu perbuatan tersebut tidak pantas dilakukan.
Menjadi seorang atheis, di Indonesia, adalah perjalanan yang melelahkan, berat, dan berliku. Dilihat dari pengalaman saya, jauh lebih sukar daripada menjadi seorang yang beragama. Bahkan saya belum bisa menghapuskan kata “Islam” dari KTP saya, pun ketika saya menikah, sesuai UU saya masih harus mengikuti aturan yang berlaku. Bagi sesama atheis di Indonesia, saya hanya bisa mengatakan, “Jangan takut, kamu tidak sendirian.”
saya coba bantu jabarkan secara simpel saja dalam hidup ini tentang keberadaan tuhan…
1.Apa iya rumah yg mbak tempati bisa berdiri sendiri tanpa ada yg membuat???
2.apa iya pakaian yg mbak pakai setiap hari muncul begitu saja dilemari pakaian???
3.apa iya kendaraan yg mbak tunggangi setiap hari tiba tiba ada digarasi???
4.apa iya makanan yg mbak makan setiap hari itu muncul begitu saja dimeja makan???
TIDAK MUNGKIN…
SEMUA BUTUH PENCIPTA…seperti halnya kita manusia dan alam semesta tidak mungkin begitu saja ada muncul secara tiba tiba tanpa ada yg menciptakan… mustahil… dialah yg kita sebut TUHAN…
Argumen anda berawal dari ketidak tahuan anda bagaimana alam semesta ini muncul bagaimana sesuatu terjadi. Kelasnya sama seperti pertanyaan:
– Apa iya suara petir ada tanpa ada yang menabuh?
– Apa iya pelangi bisa berwarna tanpa ada yang mengecatnya?
– Apa mungkin hujan bisa turun jika tidak ada yang menyiramnya?
Wajar jika orang tidak tau bagaimana petir bekerja akan percaya ada ZEUS diatas sana. Jelas sekali argumen ketuhanan anda hanya karena alasan ketidaktahuan. Ini disebut sebagai ‘God of the gap’.
Salam 🙂
sebuah peristwa kehidupan “dapat” terjadi karena “berjalan” di atas hukum-hukum yang “dituliskan” di alam kehidupan ini, hukum-hukum yang dituliskan tersebut mengandung “variabel dan nilainya” beserta “aturan-main” juga bagaimana “proses-eksekusi” supaya peristiwa tersebut dapat terjadi; dan hal itu sudah diotomatisasi oleh Pencipta.
–
taruhlah saya katakan, ketika di layar ponsel – kita melihat suatu huruf “A”, peristiwa kemunculan huruf A pada layar ponsel tentu tidaklah semerta-merta ada dengan sendirinya, CLING!!, namun — di samping karena jemari anda menekan tombol A atau ada sesuatu selain jemari yang menekan tombol A — sesungguhnya kemunculan huruf A itu terjadi tidak lain karena ia berjalan di atas “kode program” yang “dituliskan” di dalam ponsel tersebut, program yang dibuat pun bisa berjalan “proses otomatisasi”. Dan yang menuliskan “kode pemrograman”, tentu saja adalah seorang “Programmer” yang memahami bahasa pemrograman. Apakah setelah itu, seorang programmer hanya nganggur..? justru seorang programmer selalu memantau perkembangan programnya, menganalisisnya, menjaganya dari serangan virus, memastikan programnya tidak menjadi malware, membuat pertahanan dari serangan virus, dengan menutup seluruh kemungkinan jalan masuk.
–
begitu halnya dengan petir, pelangi dan hujan.. di balik peristiwa-peristiwa tersebut, ada kode pemrograman yang bisa manusia teliti. petir tidak serta merta terjadi tanpa adanya “variabel udara”, “perbedaan potensial”, dan “hukum kekekalan energi”, sementara “variabel udara” dan “perbedaan potensial” pun harus ditentukan “nilai, ambang dan batasan-batasannya”, ada batas-bawah dan batas-atas, kalau nilai tidak ditentukan, maka setiap saat pasti akan ada petir yang terjadi. sebaliknya jika tanpa udara, maka tiada petir yang terjadi. Lalu siapa yang menuliskan kode pemrograman di alam kehidupan ini..? Apakah pemrograman ini tertulis dengan sendirinya..? atau ia ditulis oleh Sang Creator, Sang Developer yang menguasai bermacam-macam bahasa pemrograman..?
Pertanyaan yang tepat untuk ketiganya adalah:
— Petir adalah siapa yang mengaturnya sehingga menjadi petir bukan siapa yang menabuhnya.
— Pelangi bisa berwarna siapa yang mengaturnya sehingga menjadi pelangi, bukan siapa yang mengecatnya.
— Hujan turun siapa yang mengaturnya sehingga turun hujan bukan siapa yang menyiraminya.
Karena hujan, pelangi dan petir merupakan hasil dari proses yang melibatkan beragam faktor, bukan proses sekali (Tabuh, ngecat, nyiram).
Dan proses terjadinya hujan adalah proses yang rumit yang melibatkan sejumlah faktor. Siapa yang menciptakan proses tersebut, prosesnya tercipta sendiri?
Antara kesombongan dan kebodohan merupakan 2 sisi mata uang yg tak terpisahkan. Itulah gambaran yg tepat untuk orang yg memilih atheis.
Orang yang sewaktu kecil percaya sinterklas, seiring bertambahnya pengetahuan dan nalar menjadi tidak percaya lagi dengan sinterklas. Itulah gambaran yang lebih tepat. Ateis bukanlah sesuatu untuk dipilih.
ateis itu bukan pilihan, ateis itu hasil akhir dari pencarian tuhan
Jika kau raguJika kau ragu. Akan tuhan..coba berpikirlah…siapa yg selama ini mengawasimu? Mengasihimu? Memberimu kehidupan? apkah ada manusia atau. Apapun selain tuhan yg kau anggap tak ada… Lalu siapa yg menciptakan langit bumi dan seisinya melainkan sang penciptanya? Jika kau pernah rajin baca kitab mu al quran… Apa pernah juga membaca terjemahannya agar kau mengerti bahasanya? Sesungguhnya allah memudahkan bahasanya bagimu agar kau mengerti..mudah mudahan allah membimbing mu kembali pada jalan yg lurus (benar).aminDengan tuhan…
Siapa yang mengawasi? Mengasihi? Tidak ada. Perhatikan sekeliling dengan seksama dan jarak pandang yang luas. Apa yang terjadi di afrika yang mayoritas muslim? Apa yang terjadi di pedalaman india, apa yang terjadi di jazirah arab? Tidak terasa kehadiran tuhan. Semua tunduk pada hukum rimba seolah tiada tuhan. Gadis kecil kelaparan, anak anak terbunuh. Tidak ada alasan untuk itu kenapa Tuhan (jika ada) membiarkan itu terjadi.
Tidak. Quran jelas tidak mudah untuk dipahami. Perdebatan tafsir, revisi tafsir, dan kelakuan para pembunuh berlandaskan al quran disisi lain orang menuduhnya memahami al quran secara salah. Pelajarilah Al Quran mu dari sumber sejarah yang netral. Muhammad pun tidak pernah menyuruh quran dibukukan. Quran hanyalah kumpulan perkataan Muhammad yang lalu dikumpulkan dan distandarisasikan secara paksa oleh generasi pemimpin sesudahnya sebagai alat politik.
Saya cukup menghargai pemikiran Mbak Dewi. Saya juga termasuk orang yang menempuh perjalanan panjang untuk meyakini adanya Tuhan.
Saya kritik. Dua Poin landasan mbak.
1. Semua agama sama baiknya. Saya setuju, tapi tidak berarti semua yang baik benar. Yang benar tetap satu.
2. Ikuti kata hati. Ini salah, padahal yang benar ikuti akal baru hati.
Kesimpulan para pencari Tuhan yang berujung pada atheime merupakan bukti keterbatasan akal manusia untuk menjangkau yang tidak terbatas.
Tapi mengesampingkan fakta, bahwa tidak ada satu pun benda yang terbentuk tanpa ada yang membentuk. Tidak ada satu pun yang tercipta tanpa ada yang mencipta. Adonan bakso saja tidak akan menjadi bulat tanpa dibentuk bulat, apalagi manusia yang bentuk dan strukturnya amat rumit?
Sejatinya Iman pada Tuhan adalah meyakini Eksistensinya. Yang bisa kita liat dari segala benda yang ada dialam raya ini. Karena kalau menjangkau Dzat-Nya merupakan suatu yang tidak mungkin dijangkau oleh akal manusia.
Intinya manusia bisa menjangkau sesuatu yang tidak dapat di Indra olehnya apabila ada petunjuk yang menunjukannya. Adanya tai kuda dijalan raya menandakan adanya kuda yang tadi melintasinya, meski kuda itu sendiri tidak terindra oleh kita.
Bukan kehidupan setelah meninggal lah yang paling penting,
Tapi bagaimana kamu menjalani hidupmu
Bagi saya, apa salahnya orang atheis? Klo smua org boleh beragama, kenapa ga boleh ga beragama?
Karena kita hidup berlandaskan pancasila, sila ke 1ketuhanan yg maha esa
hal ini mengingatkan saya pada saat saya yakin ingin belajar menjadi seorang muslim kembali lalu ragu karena tetangga saya berisik ngomongin masalah agama dan suka mengkafir-kafirkan agama lain, padahal saat itu ada cowok saya sedang bertamu. saya mendengarnya sangat sakit hati sekali
kenapa?
sejauh ini saya sudah membantu dia dalam hal pangan dan uang untuk kebutuhan sangu anaknya tapi rasanya ketika dia berbicara seperti itu ketika ada pacar saya seperti berfikir mayoritas penganut tersebut gimana gitu.
dan jadi memperkuat saya untuk memilih keyakinan atheis bahkan pacar saya yang mendengar keluh kesah saya, diapun ikut untuk menjadi atheis.
maaf, ya yang penganut agama yang saya sebut.
saya gak ada niat memecah belah tapi itu unek2 saya kenapa saya memilih atheis
Pada dasarnya seseorang memilih menjadi ateis adalah karena mereka tidak menemukan Tuhan dan tidak mengalami pribadi Kasih Tuhan secara utuh. kadangkala persepsi ini salah, Firman Tuhan mengajarkan bahwa : “Tuhan mencintai orang berdosa”, artinya : Tuhan mencintai orang – orang berdosa bukan berarti Tuhan mencintai dosa !
Ketika Tuhan berbicara, menegur (menghakimi) kita karena ada sesuatu dosa dalam diri kita maksudnya Tuhan adalah menuntun kita kepada pertobatan, sebaliknya iblis dan diri kita akan membawa kita semakin tenggelam dalam dosa, terpuruk dan semakin tidak bisa mengenal gambar diri kita.
“Relation” berbeda dgn “Religion”, Tuhan datang tidak membawa agama tapi hubungan pribadi dengan pribadiNya tersebut.
Mengapa seperti itu??
Tidakkah kau percaya bahwa tuhan itu ada…
Jika kamu ada, maka siapa yang mencipatakanmu.. siapa TuhanMu wahai Manusia?
Mengapa kalian seperti ini?
Bagaimana kalian bisa ada di dunia maya ini jika kalian tidak memiliki Tuhan?
Wahai manusia, siapakah yang menciptakanmu jika bukan Allah Swt?
yang menciptakan saya adalah emak bapak saya tanpa campur tangan selain mereka (emak bapak). -simple-
kartu dapat di gunakan pada saat masa aktifnya.jadi clo sudah masa tenggang udah gak bisa d gunakan.sama dengan agama juga ada masa aktifnya.maka islam adalah agama yang berlaku hingga hari kiamat,mnurut saya
Sahabat ku, trimakasih atas luahan mu.. Aku memahami dan menghargai itu.. Stiap org punya hak, hak untuk hidup, hak untuk beropini, hak untuk memeluk kepercayaan, dan segala hak-hak lainya..
Inti dari semua ini adalah kepercayaan terhadap suatu jalan kebaikan.. Stiap individu memiliki kepercayaan masing2 atau yg di sebut agama. Dahulu, sebelum kitab injil turun, orang tidak ada yg berfahaman yg di bawa oleh injil, stelah injil turun manusia tidak ada yg beragama Islam, lbih kurang seperti itu lah singkat maksud nya. Dan sekarang setelah Alqur’an turun kemudian ada banyak kepercayaan lainya.. Dan setiap kepercayaan itu ada ideologinya dan pembawanya, injil di bawa oleh isa, alqur’an di bawa oleh Muhammad. Trus atheis di bawa oleh siapa? Pasti ada yg menciptakan ideologi itu bukan? Konteks nya sama saja, ada aturan, ideologi dan pembawanya, kalau dalam agama sang pembawa kitab atau ideologi adalah nabi.. Jadi intinya sama, atheis itu nabinya adalah mr siapa itu yg menciptakanya? TUHAN nya adalah pemikiran, terutama pemikiran ahli sains dan ilmu pengetahuan yg mengkaji bahwa Tuhan itu tidak ujud… Jadi, kalau atheis sebelum ini mengatakan bahwa org yg percaya Tuhan itu ada itu bodoh, begitu juga orang yg mempercayai atheis yg percaya sama fahaman atheis karena ideologi penjelasan pemikiran mereka.. Fakta kebenaran pemikiran atheis pun tidak bisa di katakan benar secara mutlak, hanya benar menurut yg percaya saja.. Begitu juga orang yg beragama tetap percaya walau tidak pernah melihat Tuhan nya.. Jadi kenapa harus di pusing kan kepala kita untuk memikirkan itu semua.. Kalau di perdebatkan pun semua pihak akan merasa benar menurut kepercayaan masing2. Tapi kebenaran yg mutlak tak kan terhasil bukan? Ketenangan itu hanya hadir oleh keterbukaan kita memahami jalur kehidupan ini kawan.. Saudara bilang tidak tenang karena tidak pasti dengan Tuhan sewaktu masih beragama, tapi malah memilih kepercayaan yg membuat saudara lebih tidak tenang karena banyak orang yg tidak setuju dgn jalan yg anda pilih. Jadi siapa yg salah? TUHAN atau diri anda sendiri?
Hidup itu hanya sebentar kawan, jangan di sibuk kan dengan pertanyaan2 konyol yg membuat hati kita tidak tenang.
Jadi setelah adanya agama dan atheis ini apabila anda masih kurang pasti dengan jalan saudara, jalan apalagi yg anda tempuh..
Apa perlu saya membuat sesuatu kepercayaan yg fenomenal yaitu satu jalur fahaman yg fleksibel, kalau anda di lingkungan kristen anda berhak ibadah kristen, dan kalau anda di lingkungan muslim anda beribadah sebagai muslim, terus kalau anda dalam kumpulan atheis anda ikut aja sebagai atheis jadi biar anda gak bingun menjalani hidup, apa perlu seperti itu?
Saya seorang muslim teman. Dan saya tidak pernah mempersoalkan ini itu… Karna setiap individu harus punya prinsif pemikiran yg padu dan kokoh untuk jalan hidupnya. Kalau kamu ingin jadi polisi maka kamu pelajari dan tekuni mengikut jalurnya, jangan menoleh kebelakang lagi, dan buang segala keraguan di hati, maka kamu pasti jadi polisi.. Dalam mengerjakan sesuatu itu memang harus seperti itu, apapun itu. Apalagi soal kepercayaan..
Jadi intinya buang segala keraguan yg mengganggu apabila menjalani sesuatu walau sekecil apapun itu supaya kita bisa melakukanya dengan nyaman..
Kalau dalam konteks prinsif, saudara adalah type yg tidak tetap pendirian, mudah tergoda oleh permainan fikiran sendiri. Gimana bisa tenang kalau seperti itu… Kalau soal baik dan buruk, tidak perlu agama, logika pemikiran pun pasti mengutamakan yg baik ketimbang yg buruk, bukan begitu kawan? Katanya agama itu kurang etis untuk di ikuti karena merupakan kebiasaan orang dulu dan nenek moyang kita yg harus kita ikuti.. Jadi semenjak berdirinya atheis sampai 200 tahun lagi jika tetap di ikuti apa bukan di bilang kebiasaan nenek moyang juga bagi anak cucu orang atheis 200 tahun kedepan..
Nyeleneh semua itu kawan.. Bikin pusing kalau di bahas..
Saya dan kami, bahkan orang tua anda yg percaya dgn adanya Tuhan cukup bahagia koq, jadi kenapa anda tidak demikian?
Berarti ada yg salah dalam konteks anda berfikir. Dan di islam pun di beri pemahaman bahwa manusia itu ciptaan paling sempurna karena memiliki akal, bahkan dunia sains pun berkata hal yg sama.. Jadi anda di lahirkan sebagai islam itu tidak salah. Tapi anda yg salah dalam menilai prinsif kehidupan itu sendiri…
Tentang agama mungkin anda harus mempelajari lebih dlm lgi dan berpikir menggunakan manteq yg sudah diluruskan oleh shohabat dizaman nabi muhammad(bukan manteq aristoteles) anda mungkin harus mempelajari tauhid dan mengenal 20 sifat wajib wujudnya allah dari mulai wujud sampai mutakaliman dan mempelajari sifat jaiz nya allah. Dan mengetahui perkara baru, yg asalnya tdk ada mnjdi ada . Mungkin dengan berpikir menggunakan aqal (tauhid) dan menemukan adanya perkara(amr) dan .menghukumi perkara tsb (idrok) mungkin dihati anda akan hilang ttng keraguan tuhan . Dan anda akan percaya bhwa allah SWT lah tuhan semesta alam.
Wallahualam bissowab .
Saya
Kalau menurut saya, antara orang beragama dan yang tak beragama itu letak perbedaannya bukan karena mereka memiliki Tuhan atau tidak. Tuhan itu pasti ada, mereka saja yang masih ingusan (baru lahir kemarin & mungkin tdk bs hidup lama) belum bs menemukan Dia.
Perbedaan orang beragama & tidak adalah karena mereka RAJIN atau MALAS…tanyakan pd diri kita sendiri, apakah kita malas utk sholat, malas utk pergi ke gereja, atau malas menjalankan ibadah sesuai agama kita…kalau kita tdk malas/msh menjalankan ibadah, berarti kita msh beragama, tp kalau kita malas/tdk menjalankan ibadah sama sekali yah sudah pasti kita tidak beragama…walaupun kata kamu, kamu beragama, tp kamu tdk beribadah, yah kamu ngga beragama.
Sebaliknya kata kamu, kamu adalah atheis, tp kamu msh mau pergi shalat, berarti kamu msh punya agama, terserah kamu mau sebut itu terpaksa atau tdk krn kehendak hati.
Jadi intinya melihat beragama/tidak itu simple, yaitu antara orang RAJIN ibadah (Beragama) & Malas ibadah (Tidak Beragama).
Ngga perlu deh kamu bilang kamu atheis, toh dg mata telanjang saya jg bs baca kalau kamu MALAS Ibadah. Bilang saja kamu MALAS atau RAJIN ibadah di artikel ini, ngga usah bawa2 ttg percaya Tuhan atau ilmu agama. Karena kamu sendiri yg bilang kamu tau dg keterbatasan kamu.
Terimakasih…saya doakan semoga penulis artikel ini selalu diberi kesehatan agar tetap memiliki akal dan sifat RAJIN. Amieen
saya setuju dengan saudara cyf, dengan kita mempelajari syariat, tauhid, dan tasauf lebih nyaman membuktikan keberadaan tuhan,,, Wallahualam bissowab
Atheisme tercipta karena ada akal dan fikiran… agama juga tercipta karena ada akal dan fikiran…trus yg memberi kita akal dan fikiran itu siapa…??? kenapa hanya manusia yg diberi akal dan fikiran….??? Banyak agama diciptakan…bingung memilihnya mana yg benar..keterbatasan akal dan fikiran lah yg menentukan mana yg akan dipilih…bahkan kalaupun harus tidak memilih..salah satu agama ….. itu karena keterbatasan akal dan fikiran kita
Agama anda samakan dg makanan atau apapun … sama ssaja..tergantung dg kemampuan berfikir anda… contoh kalau agama disamakan dg makanan kita harus belajar dan cari tau jenis makanan itu dibuat oleh siapa dan terbuat dr apa.. baru kita bisa menyimpulkan ttg makanan itu …..dan jangan lupa kita tetap harus merasakan makanan itu…baru bisa menyimpulkan makanan itu enak atau tdk nya… sehat atau tidaknya dampaknya apa terhadap tubuh kita harus sedetail deatailnya agar tdk ada keraguan lagi…. jangan sudah makan dan merasa tdk enak langsung menyimpulkan tdk sehat.. tdk cocok… padahal tdk tau bahan nya terbuat dr apa dampak utk tubuh apa…dll …
saya lagi nunggu non muslim menjawab dengan perspektif agamanya masing2 🙂 , pasti sama.. wokwokwokw
Prinsip ketuhanan bukan dengan akal sobat. Karena akal kita terbatas. Bersyukurlah untuk kalian yang beragama. Karena menjadi seorang atheis(peragu) sungguh bukan pilihan yang bijak. Yang membuat tuhan seolah tidak ada itu karena akal kita yg terbatas bukan karena tuhan tidak ada
Maaf sebelumnya, saya menghargai yang anda yakini bahwa tuhan tidak ada.
Tetapi, perlu anda ketahui bahwasanya belum pernah ada seorang makhluk (manusia, jin, iblis) sekalipun yang bisa membuat bumi beserta isinya terdiri dari : manusia, hewan, tumbuhan dll. Belum ada yang bisa membuat matahari, bulan, bintang persis dengan yang anda rasa kan saat ini termasuk (air, api, tanah, udara).
Kesimpulan: berarti ada yang lebih hebat dari manusia, makhluk yang paling sempurna sekalipun. Tuhan 🙂
Jika ada makhluk (manusia, jin, iblis) yang mampu membuat bumi persis dengan segala isi nya seperti saat ini. Antarkan saya kepada nya, saya orang yang pertama kali menyembah nya 🙂
Tuhan memberikan hak kebebasan untuk semua manusia untuk berfikir menggunakan akalnya.jangankan para ilmuan nabi dan para rhosulpun sebagai penyebar agama belum pernah melihat tuhannya akan tetapi kita dan mereka meyakaini akan keberadaan-Nya dengan ilmu dan tanda-tandanya.
Saya punya satu pertanyaan, kalau orang yang menganut atheisme merasa kehidupan sedang tidak adil, tidak ada orang terdekat/keluarga atau siapapun yang bisa diandalkan, kemana akan bersandar?
thanks dan ya gw orang paling kesepian di dunia ini dan aku tidak memedulikanya tidak perlu berdebat hanya biarkan orang seperti saya seorang ateis menanggung semua akibat yang ku perbuat dan aku tau kau mencoba membuat orang” mengerti, sejak awal benar dan salah itu tidak pernah ada di dunia ini
Dalam perjalanan panjang anda, sudahkah anda singgah ke Masjid Ahmadiyah? Cobalah berjumpa Imam kami, beliau skrg berkediaman di London. Semoga diberi petunjuk (hidayah). 🙂
anda betul betul seseorang dengan pemikiran yang progresif
Sebenarnya saya tertarik dengan pola fikir anda yg kritis tentang agama. Maaf sebelumnya ya mbak saya cuman ingin membenarkan kekeliruan pola pikir anda , sekarang begini jika atheis hanya bermain dengan nalar atau logika , coba jelaskan bagaimana cara Adam pertama kali ada di bumi ? Jelaskan tentang awal keberadaan alam semesta ? Agama tidak selalu bisa dicerna oleh akal ,tidak bakal habis untuk di persoalkan . Sekarang kalau dalam benak anda muncul pertanyaan , Tuhan itu dimana ? Maka saya juga akan bertanya jika manusia itu hidup karna nyawa , coba jelaskan spesifiknya nyawa itu ada di mana ? Di kepala , di badan atau di kaki ? Hidup anda tidak akan ada tujuan jika terus seperti itu , terima kasih ya mbak atas waktunya
Apakah respon orang tua kmu yg beragama muslim setelah kmu menjadi atheis. ? Apa keluarga kamu menerimanya?
jadi begini saudara reindra… katakanlah si Udin, dia menjelajah waktu ke masa lampau 40 tahun kebelakang (teleportasi) . dalam petualangan nya, dia bertemu sosok wanita yg akhir nya dia nikahi. usus punya usut, ternyata wanita tersebut adalah Ibu nya si udin sewaktu masih gadis. pertanyaan nya: siapa ayah nya udin??? – waktu dan tempat di persilahkan-
Saya pernah membaca kisah, seingat saya ini kisah nyata tentang seorang atheis yang naik pesawat terbang, lalu pesawat tsb mengalami gangguan hebat saat terbang (maaf saya lupa kena petir, awan atau turbulens), semua penumpang ketakutan, ada yang panik berteriak, berdoa, dll, termasuk pak/bu atheis tsb, dia berteriak “Tuhan tolonglah saya”, Sekian.
Semoga bermanfaat, wallahu a’lam bishawab.
sungguh mencengagkan membaca artikel diatas, saya sendiri sebagai muslim merasa kasian teramat dalam atas kondisi yang mbak alami.
ada beberapa hal yg saya perlu sampaikan:
Logika, pemikiran, IQ,EQ, SQ manusia ada batasannya seperti halnya memory card yg berkapasitas dengan batasan masing masing
Hati dan pikiran itu berbeda, hati adalah kepercayaan dan pikiran adalah eksperimen
jika anda hanya menggunakan akal pikiran anda maka tidak akan ketemu ujung yang anda cari, karena tidak memakai hati untuk memperoleh kepercayaan tersebut
dalam kehidupan itu ada hal yg bisa dijelaskan dengan logika manusia dan yg TIDAK AKAN bisa dijelaskan dengan akal manusia, peperti halnya NASA yg bisa menjelaskan berbagai hal di luar angkasa dan hal yang berada dalam bumi dan seisinya TAPI tidak smuanya bisa dijelaskan
banyak fenomena alam yg diluar nalar/logika manusia silahkan cari sendiri di google banyak ilmuan juga dan bahkan orang tercerdas sekalipun tidak bisa menjelaskan dengan pasti, itu membuktikan keterbatasan pemikiran,
kesimpulannya yang tepat adalah anda ini berada dalam fase denial atau penolakan terhadap kenyataan yang ada bahwa TUHAN ITU ADA, karena anda tidak akan sanggup menemukan TUHAN karena tidak menggunakan hati anda untuk mempercayai.
Sebenarnya banyak hal yg mau saya sampaikan tapi saya takut memecah belah persaudaraan umat beragama karena hal yang mau saya sampaikan sangatlah sensitif. yang jelas adalah anda TIDAK MAU mempercayai TUHAN ITU ADA bukannya TIDAK BISA MENCARI KEBERADAAN TUHAN.
saya adalah seorang muslim, dari keluarga muslim, agama bukan keturunan tapi keyakinan. jadi saya juga mencari jati diri saya sebagai umat manusia. banyak pertanyaan ketika saya dalam keadaan ditimpa musibah yang menurut saya sangatlah berat.
Kenapa saya berbeda dengan teman teman saya yang lain yang mempunyai keluarga lengkap sedangkan saya hanya memiliki ibu, nenek (sekarang sudah almarhumah) dan 3 saudari beda ayah?
Kenapa Tuhan tidak memberi saya Ayah yang baik?
Kenapa saya tidak bisa melihat Tuhan untuk berkeluh kesah dan marah karena kehidupan saya yang begitu rumit?
beberapa pertanyaan yang sangat menyakitkan diatas sudah terjawab sekarang, Tuhan memberikan setiap umatnya ujian dan cobaan untuk DIHADAPI BUKAN DIHINDARI.
ketika saya berumur 12 tahun saya bertemu ayah kandung saya dan ada perasaan canggung, senang dan juga marah. dia hannya singgah sesaat dan memberi saya selembar uang dan pergi lagi, ketika saya berumur 18 tahun saya sudah mengetahui banyak hal mengenai ayah saya dan sering berpapasan dan bertemu tapi jarang sekali bercakap cakap selayaknya anak dan bapak, ketika suatu hari saya dalam hal genting membutuhkan uang ayah saya menghampiri saya dan bertanya apa yg saya butuhkan dan akhirnya kami berhubungan layaknya ayah dan anak walaupun tidak satu rumah karena ayah sudah bercerai dengan ibu dengan berbagai alasan yang rumit. jadi saya menemukan hal yg belum saya tau sebelumnya karena saya yakin hal yang saya ingin temukan pasti akan ketemu jalan keluarnya.
banyak kisah hidup saya yang rumit yang ingin saya share tapi bukan tempatnya disini hanya ingin membuka mata hati anda saja bahwa keyakinan adalah sumber pencerahan. dan hati anda mungkin sedang dalam keadaan gelap, maka sinarilah dengan cahaya kepercayaan dan coba cari apa yang anda ingin cari niscahya akan ketemu juga.
satu hal lagi, Hal yg baik memang susah dilaksanakan karena adanya keberadaan IBLIS YANG TERKUTUK
dan hal yg buruk sangat mudah dilakukan juga karena adanya IBLIS YANG TERKUTUK
yang baik bisa jadi mudah dilaksanakan karena adanya kepercayaan bahwa bisa dilaksanyakan dan ada yg mendorongnya yaitu hati, dan si pemilik hati adalah TUHAN. jadi dengan kata lain TUHAN AKAN MENUNTUNMU UNTUK MEMPERMUDAH JALAN HIDUP DENGAN KEPERCAYAAN.
smoga bermanfaat
Wassalamulaikum
pertanyaanya, para atheis tujuan hidup di dunia apa? setelah mati gimana? mungkin anda belum tau juga karena belum pernah mengalami, tp kira2 bisa mengimajinasikannya tidak? jika disana (setelah masa hidup di bumi habis) adalah kosong,hampa..atau anda tidak ada lagi…(katakanlah “hampa”) ngapain juga menunggu sampai hampa itu terjadi nanti..tujuannya toh ga ada,ngapain juga ditunda, sekarang atau nanti sama aja.
mungkin alasannya adalah, masih ada anak atau istri yang pelu dicarikan makan, ya tunggu sampai anak anda bisa cari makan sendiri atau titipkan ke istri sambil berwasiat “nikahi orang kaya” jadi ga perlu khawatir setelah tiada keturunan tetep lancar….eiiitt tunggu dulu, bukankah ateis segala tentang pemikkiran diri sendiri? anda ga perlu maksa atau memikirkan anak anda juga, mungkin ajak mereka juga ke kehampaan itu…itu pandangan hidup yg ga enak, suer…
begitukah?
apakah manusia manusia bertuhan selalu dan pasti memiliki tujuan hidup? sebaliknya apakah manusia manusia tidak bertuhan pasti tidak memiliki tujuan hidup? mungkin jawabannya adalah ‘iya’ menurut anda karena anda membatasi dan dibatasi oleh ajaran ajaran tertentu, jadi diluar ajaran tersebut dianggap tidak bertujuan.
memang apa tujuan orang orang theis? kalau sudah mati masuk surga? gimana cara masuk surga? menjalankan ajaran ajaran agama, melakukan kebaikan? bagaimana kalau melakukan kebaikan tapi bukan karena insentif dan menghindari ancaman? tapi melakukan apa yang dilakukan dan taidak melakukan apa yang tidak dilakukan atas dasar moral dan rasio.
lalu bagaimana dengan orang orang yang tidak tersentuh theisme atau mungkin ajaran ajaran abrahamic, seperti orang orang inuit, sami, pedalaman amazon, kemana mereka pergi setelah mati? surga? betapa tidak adil bagi pemercaya theisme. neraka? betapa tidak adil tuhan pada mereka. apakah salah mereka tidak mengetahui ajaran theisme?
Kekecewaan apa yang mba alami sampai berani meninggalkan Tuhan? Tuhan adalah lPencipta yang tidak bisa dicapai oleh nalar dan logika manusia yang terbatas. Manusia hanya perlu percaya bahwa semuanya sudah ada yang mengatur, dan pasti ada Pengaturnya. Semoga mba dan teman2 mba lainnya mendapat hidayah sebelum ajal menjemput
Jika Teori Tentang ketidak adaan Tuhan memang benar ada maka semua benda yang ada di Alam semesta ini dapat dijelaskan asal usulnya seperti mengapa hanya manusia yang mempunyai akal dan bukan semua makhluk saja ?.Mengapa didunia ini ada kejahatan dan kebenaran.mengapa kita hidup di dunia memiliki sebuah aturan.Dan terakhir mengapa dosa setiap orang tidak mungkin sama selama hidupnya ?.Semua itu mungkin bisa dijawab oleh orang yang beragama bahwa Tuhan telah memberikan petunjuk untuk kearah kebenaran dan Alloh akan menyesatkan bagi orang orang yang tidak mempercayai petunjuk tuhan dan tidak ada satupun yanh akan menolongnya.Kalau pendapat anda untuk kaum Atheis ?
Sdri Viharsi,, tuhan yg mana yg harus di percayai? karn masing2 agama mempunyai tuhan nya sendiri-sendiri .. tidak fair kalo agama anda ‘a’, saya harus mempercayai tuhan A, sedangkan jika anda beragama ‘b’, saya harus mempercayai tuhan B .
Terima kasih atas pengalaman yg kakak bagikan… Saya juga type ke -2 sama seperti Anda, yg membedakan kita hanya 1_ ketika saya sudah menjadi ateis saya tidak mengakhiri perjalanan saya… Saya seorang scientist, saya hanya ingin membagi kata
“pengetahuan yg dangkal tentang science membuat seseorang menjadi Atheis, pengetahuan yg mendalam tentang science membuat seseorang percaya kepada Tuhan ( bukan Agama) ”
Dan
“Pengetahuan yg dangkal tentang Agama membuat seseorang menjadi anarkis, pengetahuan yg mendalam tentang Agama membuat seseorang mencintai perdamaian”
Manusia itu hanya terbatas dengan akal dan pikiran serta ilmu pengetahuan yang ia punya. Klo jadi ateis menurut kata hati. Hati mu khan bisa berubah – ubah toh, kadang marah, kadang happy. Klo liat antar agama saling mencari penganut sebanyak banyaknya dan merasa paling benar yang bermasalahnya khan orangnya bukan Tuhan. Dan klo yang kamu liat banyak agama yang satu dengan yang lain sering itu karena mereka berbeda pendapat. Sama kayak keluarga khan. Aku dengan adikku serta kakakku sering banget gak cocok dan beda pendapat tapi bukan berarti kami musuhan karena kami itu saudara. Klo melihat kamu berpendapat klo Tuhan itu katanya banyak tapi kok di agama yang satu dengan yang lain banyak macamnya jadi seperti Tuhan Itu banyak.
Saya jabarkan l;ewat cerita supaya gampang
” Pada suatu hari Tono , Tini, Tedi, Tere dan Tasya jalan – jalan. Nah, ketika sudah sore mereka melihat ada sesuatu di atas pohon. Karena cuaca sudah mulai gelap jadi pas banget gak kelihatan. Si Tono bilang itu hantu, Si Tini bilang itu kucing, Si Tedi bilang baju yang nyangkut, si Tere bilang batang pohon yang mau patah, si Tasya bilang itu orang.”
Dalam cerita ini saya memfokuskan batasan pemikiran dan sudut pandang tiap2 orang yang saya sebutkan di atas masing2 berbeda persepsi khan. Karena pemikiran manusia itu terbatas. Sama dengan halnya ada 5 paham agama yang ada di Indonesia dan hanya satu Tuhan tetapi sudut pandang manusia yang menganggap Tuhan itu aslinya bentuk begini dan begono. Tuhan khan bisa berubah jadi macam 2. Namanya juga Tuhan.
Tuhan itu tidak terbatas oleh apapun jadi mau dipikirkan apapun otak manusia gak bakal nyampe. Jadi, jika ada yang bertanya kok manusia bisa percaya ada Tuhan. Bukan manusia nya yang percaya sama Tuhan tetapi Tuhanlah yang membuat kita percaya kepada-Nya dengan kasih-Nya dan pasti setiap orang yang percaya kepada Tuhan pernah mengalami keterpurukan dan hanya Tuhanlah yang sanggup menguatkan kita di saat kita lemah. God Bless For You.
Siapakah yg menciptakan tuhan??yg menciptakaan tuhan adlh manusia itu sendiri.
Kau sebut apa mukjizat itu?
Atheis tidak percaya akan Tuhan berarti tidak percaya jga kalau adanya kehidupan setelah kematian. Jadi apakah setelah mati manusia tidak akan hidup lgi?
sangat setuju dgn artikel anda, saya juga memutuskan Atheis! salam kenal.
Berpikir lah untuk apa anda berada dimuka bumi? Apakah tugas anda di muka bumi? Jawaban nya hanya satu. IBADAH. Kepada yg menciptakan anda, yg memenangkan anda seekor sperma yang berhasil lahir ke dunia ini dengan mengalahkan berjuta juta sperma lain hingga lahir ke dunia ini. Ya ibadah kepada yg menghidupkan anda. Bagaimana caranya ibadah? Lakukan dia ibadah. Ibadah fisik dan ibadah batin. Ibadah fisik adalah ibadah yg memerlukan ucapan, gerakan, dan action. Contoh nya syahadat, shalat, zakat, puasa, haji
Sedangkan ibadah batin adalah ibadah pengakuan untuk meyakini sesuatu. Contoh harus meyakini bila Allah itu ada, harus meyakini bila malaikat itu ada, harus meyakini bila Al Qur’an itu benar, harus meyakini bila nabi Muhammad itu panutan kita khususnya dalam hal beribadah, harus meyakini bila hari akherat itu ada termasuk adanya surga dan neraka, harus meyakini bila kejadian yg baik ataupun yag buruk(Qada dan Qadar), semua itu skenario dari Allah SWT,
Saya baca. Ternyata menyimpulkan dari sejarah. Padahal, informasi dari sejarah PASTI TERDISTORSI.
Mb Dewi dalam tulisan ini pasti tersesat karena informasi yang salah. Kasihan. Ada yang mau menolong?
Itulah kebenaran Allah swt, mbak sdh sangat dekat dgn Allah swt, tinggal buka hijabnya
…dengan kecerdasan, kebebasan dan keberanian cara berpikir mbak, Insya Allah mbak akan tahu kebenaran Allah swt.
Ketuhanan itu tidak akan sampai jika kita menggunakan akal, tapi jika kamu tidak butuh Tuhan itu tidak masalah, Karena Tuhan juga tidak butuh orang-orang yang memaksakan diri didalamnya. Jika dalam islam, Tidak ada paksaan dalam beragama karena jika terpaksapun orang-orang yang meragukan keislamannya hanya akan melukai islam itu sendiri.
dan untuk orang di atas yang mengatakan bahwa Al-Quran itu perkataan Muhammad, saya ingin meluruskan jika dalam Islam perkataan Muhammad itu dinamakan Hadist, Al-Quran itu adalah perkataan Tuhan .
Jika kamu tidak menemukan jawaban atas apa yang dinamakan Tuhan, mungkin jawabannya akan kamu temui saat kamu sudah tidak ada di atas muka bumi 🙂
Salam Damai tanpa War
Raiha
Jika tiada Tuhan,maka siapa yg menciptakan dunia ini?
apakah anda tidak menyadari bahwa Tuhan itu ada? Dan yang menciptakan alam semesta ini adalah Tuhan itu sendiri.
Anda adalah orang yang berfikir menggunakan logika sedangkan berbicara soal Tuhan tidak bisa dengan logika.
Logika akan mengatakan Agama itu Fiksi, kalau agama sudah fiksi maka Tuhan pun akan fiksi. Tuhan tidak perlu di cari tapi Tuhan yang akan mencari anda, Tuhan ada disekeliling anda. Ketika anda bertemu dengan banyak orang, ketika anda dimintai bantuan oleh pengemis, manula, dan lainnya itulah Tuhan yang menyapa anda. Tanpa anda sadari anda akan membantu orang yang membutuhkan bantuan, karena mulai dari kecil anda telah mengenal Tuhan dan ajaran NYA melalui Ibu anda.
Tanpa anda sadari, anda bukan Atheis, anda orang yang taat pada ajaran Tuhan tetapi tidak terikat pada satu Agama.
Ini salah satu kutipan tulisan anda yang menggambarkan bahwa anda punya dasar ajaran yang baik. Dasar ini anda peroleh dari rumah anda.
“Kalau saya berbuat baik, bukan hidup abadi di surga yang saya harapkan, tapi karena saya tahu bahwa perbuatan itu harus saya lakukan. Kalau saya tidak berbuat jahat, bukan siksa neraka yang saya takutkan, cukup karena saya tahu perbuatan tersebut tidak pantas dilakukan”
Sebelumnya, Terimakasih telah berbagi hal yang sangat pribadi dan penting ini. Tanpa diketahui jumlah pastinya, sebenarnya diketahui terjadi peningkatan ‘penganut’ atheisme ini di negara kita. Tetapi tentu saja tidak semua orang punya nyali untuk terbuka, karena konsekuensinya sangat berat.
Dari cara bertutur anda, Saya simpulkan kalau anda adalah orang yang cerdas. Jadi karena itu saya heran, bagaimana mungkin anda tidak menemukan seperti apa yang sudah Saya temukan?
Intinya Saya mengalami perjalanan yang kurang lebih sama dengan anda, dimulai dari kisaran usia yang sama, tetapi perjalanan Saya memakan waktu yang jauh lebih panjang.
Pada usia 40 saat ini baru Saya dengan bulat dan mantap menetapkan hasil pencarian Saya.
Bagaimana mungkin anda luput menemukan-Nya?
Tuhan itu nyata adanya, dan semua agama yang ada di bumi ini adalah benar merupakan ajaran-Nya.
Dan tuhan Saya itu sangat mudah dibuktikan, tak perlu berimajinasi. Kitalah tuhan itu!
*Blessing all sambil tersenyum
“Tenang,jika kau percaya Tuhan berarti semua kehendak Tuhan”
Tuhan ya Tuhan…
Allah ya Allah…
apakah Tuhan itu Allah dan apakah Allah itu tuhan. Dalam hal ini kita tidak membahas secara tulisan saja, dibutuhkan keserasian antara langit dan bumi, Akal dan Hati memang kadang berbeda yang menjadikan serasi adalah perintah dalam Lubuk hati, kalo pengen mengenal tuhanmu maka kenalilah dirimu sendiri.
banyak sekali Literasi yang menyebutkan esensi tentang tuhan, tapi belum tentu dengan realita alam fana ini. semuanya kalo mengerti tentang tentang yang ghaib ya harus belajar dengan ghaib, karena diaNya adalah yang ghaib.
kalo di Islam kita tingkatkan dulu pelajaran mengenai perjalanan Rosul Muhammad, megapa dia dia di gua Hira’…..
kalo di kristiani mengapa yesus sampek mau berkorban demi seluruh dosa2 seluruh umat manusia sehingga mau di salib…
Saya percaya kalau Tuhan itu ada.. namun saya tidak percaya dengan agama. Karena agama itu seperti merk … Diciptakan manusia (bukan tuhan) karena maksud tertentu (sama seperti mobil ada Avanza, Toyota, Suzuki) padahal intinya mobil tapi itu hasil dari buatan manusia yang punya tujuan mendapatkan pasar & keuntungan. Yaaah seperti itulah.. btw boleh donk join komunitasnya
Org2 pada bingung kalo lu mati….mo diapain….? Ngak boleh copas ya cara agama lain…islam dikubur…dibakar hindu…tinggal dibuang kelaut aja yg belum….eit gak boleh ama pemerintah….paling lu dikubur….ya islam juga….ya hindu juga…buat aturan diri…ya agama baru…ya….
Sebenarnya Saya hanya beberapa sebagai ungkapan suatu kata sedikit bahan pelajaran saya tidak Frontal ke salah Satu Orang Atau Obyek , Banyak Contoh contoh dari beberapa hall dari negara saudara kita yaitu Afrika , Yah Arika banyak Musilm kendatipun demikian bukan berarti mereka dapat perlindungan atau bagaimana pun , Alangkah baiknya sebagai Manusia harus tau dengan sikap yang ada cinta , kasih dan Damai , ke-3 ini bisa menjadi suatu prinsp yang memadai , namun secara demikian kita harus mengetahui ke 3 ini setiap ke -3 ini mempunyai poin itu sendiri-sendiri … jadi demikian lah bagi orang yang tidak mau menyetuh rasa kepercayaan karna lantaran kemungkinan kecewa tau banyak hall yang lain kemungkinan bedanya sebuab keyakinan , kendatipun masalah dari saudara saudari jadi Tekanan yang mendalam , Mencemo’oh juga menjadi panutan sebuah permasalah dalam arti disini lagi adalah Karakter itu sendri, tinggal anda sendiri menjalani dengan Baik , Namun satu hall manusia seringkali mengikut campurkan dalam keadaan karna dengan Tidak suka , Begitu juga sebaliknya bagi yang sudah merasakan nyamanya Atheist karena beberapa aspek dari kebutuhan seseorang tersebut sperti Faktor faktor ke Jiwaan dan Pikiran ,. Saya Kristen tapi saya merasa nyaman dengan Apa yang saya percaya , tinggal Mba Dewi yang Mampu dan tau apa yang terbaik bukan terbalik dengan apa yang dia inginkan .,
untuk perjalanan hidup mbak sangat mengesan kan,saya juga seorang atheisme yang mengharapkan kehadiran tuhan,orang tua saya kedua nya juga muslim,tapi saya juga bingung di antara banyak nya agama di indonesia ini,siapa kah tuhan yang sebenar nya dari mana dia berasal dan dimana dia
Sebenarnya yg mau anda cari itu apa? Tentang Tuhan atau tentang agama? mari kita bahas tentang Tuhan dulu. Tentunya dengan akal budi kita sebagai manusia.
Jika anda membuat atau menciptakan sesuatu lalu apakah anda tidak akan mengakui bahwa itu ciptaan anda? maka begitu pula dengan alam semesta bagaimana ia di ciptakan dan penciptanya mengklaim bahwa Dialah (Tuhan) yg menciptakannya. dalam kitab-kitab suci kita akan temui ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan-lah pencipta alam semesta dan Dia yang menjaganya dengan hukum-Nya. pengakuan Tuhan itu tidak ada yang menyangkal dalam arti misalnya si A mengklaim menciptakan sesuatu lalu datang si B yg menyanggah bahwa bukan si A yg menciptakan tapi akulah si B yg menciptakan. Tidak pernah seperti itu. Dan adalah wajar jika kita mengakui apa yg telah kita ciptakan.
Bukan tercipta dengan sendirinya atau secara kebetulan karena ternyata segala ciptaan ini ada di tempat yg tepat dan pas dengan fungsinya masing2. Perhatikan pada diri kita sendiri bagaimana semua ada pada posisi yg tepat dan sesuai dengan fungsinya. Perhatikan mata, hidung, telinga dan semua yg ada pada tubuh anda bagaimana itu ada di posisi yg tepat dan sesuai dengan fungsinya. Proporsional. Apakah tercipta dengan sendirinya atau ada yg menciptakan dan mengaturnya?
Jika anda masih ragu dengan mengatakan ada beberapa orang yg cacat dan tidak sempurna maka perhatikanlah produk2 yg diciptakan dipabrik apakah semuanya barang hasilnya bagus semua atau ada beberapa yg reject? dan bila “barang reject” itu artinya Tuhan tidak sempurna maka saya katakan bahwa kesempurnaan itu berarti lengkap dalam arti ada kelebihan dan ada kekurangan, ada baik buruk, bagus dan jelek. itu baru namanya sempurna. jika semuanya bagus dan tidak ada yg jelek itu berarti tidak sempurna. begitupun sebaliknya
Lalu Tuhan yg mana yg menciptakan? Allah? Yahweh? Bapak di surga? Budha atau siapa lagi namaNya? Ketahuilah bahwa Tuhan itu hanya satu. Boleh jadi Tuhan memiliki nama yg banyak sama sepeti kita juga memiliki nama yg bermacam2. tapi hakikatnya hanya ada 1 Tuhan dan Dia Maha Besar dalam arti yg luas. sungguh konyol jika kita ingin melihat atau bertemu dengan-Nya secara langsung sedangkan menatap dan mendekat matahari (ciptaan-Nya) saja kita tidak akan sanggup. mata akan buta dan tubuh akan terbakar.
Kiranya itulah sekelumit tentang Tuhan dan saya tidak ahli dalam menjelaskan tentang agama bukan berarti saya juga ahli tentang Tuhan. Itu hanya pengalaman dan pelajaran saya tentang mencari Tuhan. Saya pun juga dulunya adalah pencari Tuhan seperti kalian saudara2 atheis ku. Tapi alhamdulillah saya “menemukan” Tuhan, bukan malah mengingkarinya. Mungkin pencarian kalian saudara atheisku masih belum selesai tapi sudah cepat mengambil kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada. Sungguh naif sekali. Alangkah bijaknya jika kalian saudara atheisku tetap mencari Tuhan dan agama yg benar. Dan menganggap ke-atheis-an kalian saat ini hanya tempat persinggahan sementara dengan keyakinan dan berbaik sangka bahwa suatu saat dalam waktu dekat kalian akan menemukan-Nya dengan suka cita.
Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah lagi yang mau kamu dustakan?) (Ar-Rahman, Al Qur’anul Karim)
saya mencari tau sendiri, saya selalu berpikir di dalam agama biasanya tuhan itu tidak berwujud, bukan perempuan dan lelaki, maha besar, saya selalu berpikir banyak hal besar terbentuk dari hal kecil, seperti atom menjadi molekul menjadi unsur, saya khawatir tuhan yang selama ini disembah adalah semesta dimana bumi itu terbentuk dan terjadi siklus di dalamnya yang memungkinkan mahluk hidup untuk hidup ( klo siklus ini terjadi di planet lain tentu kemungkinan mahluk hidup itu ada), didalam alam semesta ada planet, matahari, dia besar luas tentu saja bukann manusia, pemikiran zaman dulu menyebutnya tuhan sebagai penengah agar tidak ada yang berkuasa diatas para penguasa, lagi pula indonesia negara agama islam? agama kristen? di dalam sejarah nenek moyang kita bukan agama islam atau kristen, nenek moyang kita menganut kepercayaan animisme dan dinamisme ( yang percaya kepada roh nenek moyang ituloh coba deh ke daerah pedalaman yang ada di indonesia) terus agama yg ada di indonesia ini baru di akui di jaman orde baru, datangnya dari mana? dari para pedagang asing dll, banyak hal yang sulit ku jelaskan tpi ini pemikiranku pendapatku semata-mata hanya bermaksud berdiskusi dan berpendapat, aku tidak mengajak siapapun untuk menjadi atheis hanya berpendapat saja ya, tidak menyebar kebencian, ini kolom komentar untuk berpendapat tidak menghakimi siapapun, tidak ada maksud menyudutkan agama apapun,
Menurut hemat saya, apaapun kepercayaan anda mau kalian kristen, hindu, budha, islam bahkan atheis sekalipun, itu merupakan hak pribadi anda. Jangan menyalahkan, jangan mengolok, atau berpikir jelek terhadap seseorang yang berbeda keyakinan dengan anda. Dalam kenyataannya kita itu hanya mengalami menjadi diri kita sendiri, kita tak pernah merasakan menjadi orang lain seperti apa, oleh karena itu jangan sok tau tentang apa yang terbaik untuk orang lain. Entah itu tentang kepercayaan, ideologi, agama, dll. Kalau kalian sedikit berfikir objektif. kalian pasti menikmati bermacam-macam perbedaan yang ada didunia ini. Tulisan dari saudari dewi pun dapat dibuat pelajaran, bahwasanya apapun kepercayaan kalian yang terpenting kalian punya landasan dan nyaman terhadap apa yang kalian ikuti. Masalah benar dan salah kita bakal mengetahui setelah kematian tiba, dan apa yang kalian pilih bakal kalian tangung sendiri resiko nya. Yang terpenting sekarang kita tetap hidup damai dan rukun apapun itu kepercayaan kita. Sekian salam buat kalaian semua 🙏