Kenapa Anda ateis? (Jawaban -H-)

Saya dilahirkan di keluarga chinese tradisional. Jadi keluarga saya sangat, katakanlah, kolot dalam berbagai hal, termasuk agama.
Saya dibesarkan dgn ajaran KongHuCu dan ajaran leluhur, yang dimana saya setiap hari sembahyang di altar yg ada di dlm rumah, dan setiap penanggalan 1 dan 15 imlek, saya pergi ke kelenteng utk sembahyang. Dan ritual ini saya jalanin selama 26 tahun. Ironisnya, saya disekolahkan di sekolah Katolik dari TK sampai SMU. Ini membuat saya bertanya tanya ttg kebenaran agama dan tuhan.

Saya membaca alkitab dr PL sampai PB dan menemukan berbagai kontradiksi2. Di SMU saya mulai bertanya kepada guru agama dan pastor yg ada di sekolah ttg “kebijakan bapa surgawi” yg kelihatannya plin plan dan tidak menemukan jawaban yg memuaskan. Tp di masa2 itu, saya tidak skeptis dan mungkin tidak begitu tertarik dgn agama dan sains. Masih masa main2.

Pada masa kuliah, saya lbh banyak mengenal hal2 mistis dr keluarga sendiri. Mulai dari orang pintar, sampai dgn tatung2 yg dipakai oleh bos2 besar di indonesia. Pada waktu itu saya sangat tertarik dgn hal2 gaib. Saya minta dibukakan “mata batin” yg katanya bs melihat “dunia lain”. Meskipun tertarik, sy adalah org yg sangat rasional. Jd saya mau buktikan sendiri, bukan disuruh percaya saja. Dan tidak ada satupun “guru besar ilmu gaib” yg mampu membukakan mata batin saya. Berbagai alasan dikemukakan, belum waktunya lah, harus puasa lah, dan berbagai alasan klenik lainnya.

Pada masa2 ini, tiba2 saya sakit keras. Saya dilarikan ke jakarta utk pengobatan. Di jakarta saya sempat koma dan mengalami yg namanya NDE (near death experience / pengalaman dekat kematian) dan OOBE (out of body experience / pengalaman keluar dr tubuh). Pada saat itu saya bertemu dgn dewa/i, yesus, dan bahkan muhammad. Saat sadar, saya semakin yakin bahwa dunia lain itu ada. Tuhan dan dewa/i itu ada, tetapi manusia mungkin salah menuliskannya dlm kitab suci mereka yg membuat tuhan dan dewa/i itu tdk sejalan. Jadi, mulai saat itu saya lbh mendalami spiritual drpd agama. Sy menganggap semua agama itu baik adanya. Sy mulai cherry picking.

Di masa pemulihan kesehatan saya, di luang waktu yg sangat bebas, saya memakai internet utk mencari informasi ttg penyakit saya dan obat2an alternatif. Pada saat itu, saya menemukan pembahasan ttg neurologi. Disitu dipaparkan ttg nde dan oobe, yg dulu sy sebut dgn perjalanan spiritual. Dr situ saya mulai mengkaji lagi semua pengetahuan saya, fenomena2 yg pernah saya lihat maupun dengar. Ternyata semua telah dibahas oleh sains, terutama biologi modern.

Dr situ saya mulai skeptis. Saya mulai membaca, dan mempertanyakan hal2 yg dianggap tabu oleh agama dan oleh tradisi. Dr situ saya menemukan alasan2 yg rasional dan masuk akal. Yg belum diketahui, saya bilang tidak tahu, bukan mengisinya dgn kata tuhan. Dan jadilah saya seorang ateis agnostik sampai skrg.

Kalama Sutta

Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu berita,hanya karena anda telah mendengarnya.

Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu tradisi, hanya karena telah dilakukan secara turun-temurun.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena telah dibicarakan dan didesas-desuskan oleh banyak orang.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena sudah tercatat di dalam kitab suci.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena diwejangkan oleh para guru atau para tetua.

Tetapi setelah melakukan pengamatan dan kajian yang mendalam, sehingga menemukan bahwa segala sesuatu tersebut beralasan, sesuai, dan berkaitan dengan hal- hal yang baik dan berguna, tidak tercela, yang mana kalau diteruskan, akan membawa kebahagiaan, maka selayaknya anda menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.

Sang Buddha (Anguttara Nikaya Vol. 1, 188-193)

Iklan

4 komentar di “Kenapa Anda ateis? (Jawaban -H-)

  1. Salam sejahtera buat Anda semua!

    kata-kata bijak Beliau (Buddha [peace be upon him]) mengingatkan saya pada firman Tuhan di Quran surah 5:104 yaitu

    Sahih International
    And when it is said to them, “Come to what Allah has revealed and to the Messenger,” they say, “Sufficient for us is that upon which we found our fathers.” Even though their fathers knew nothing, nor were they guided?

    Indonesian
    Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?

    dan tentang tidak boleh ada paksaan dalam Agama Quran 2:256
    There shall be no compulsion in [acceptance of] the religion. The right course has become clear from the wrong. So whoever disbelieves in Taghut and believes in Allah has grasped the most trustworthy handhold with no break in it. And Allah is Hearing and Knowing

    Kalau saudara ingin bicara secara tulus tentang bukti keberadaan Tuhan, mari kita berdiskusi secara baik-baik di whatsapp,Skype, atau kita bisa sambil minum teh sambil makan2 saya teraktir, tapi saya traktir teh nya aja yah hehe.. ^^

    saudara bisa liat email saya di menu comment moderation saudara utk berdiskusi secara sehat yg insya Allah produktif!

    salam!

  2. Coba tuliskan pengalaman NDEnya di nderg.org, mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi yang lain. Setelah saya banyak baca pengalaman disana, saya mengambil kesimpulan, jika hanya mimpi bertemu seorang tokoh maka mungkin bisa dibilang mengigau/mengkhayal (delusion), tapi kalau sudah bisa melihat tubuh sendiri dan menebak dokter sedang berbuat apa ketika anda sedang dibius total maka itu baru NDE murni dan ini yang menyebabkan saya berkesimpulan Tuhan ada jika jiwa itu juga ada, tidak berdasarkan organ tubuh.

    Karena kisah-kisah NDE inilah saya menjadi Deist dan meninggalkan Agnostik atau Atheisme, bahkan saya jumpai suatu suku di Amazon yang tidak punya konsep atau kata untuk Tuhan, jadi saya percaya bahwa konsep Tuhan itu tidak alami hanya ada ketika masyarakat mulai kompleks. Kesimpulan saya, sepertinya semua agama sama karena kemampuan dan keadaan manusia dan masyarakatnya berbeda-beda karena itu Tuhan tidak perlu sesembahan, yang penting apa yang kalian gunakan hidup kalian demi sesama. Moralitasnya sama seperti yang Yeshua katakan, walau saya dulu Muslim, yakni berlakulah kepada yang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.

    Mungkin bisa dimasukan ke dalam salah satu non-beragama.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s