Mengapa anda ateis? ( jawaban Rizky)

Story by: Rizky Adriawan

Saya dibesarkan di keluarga Muslim yang biasa–biasa saja, ibu saya rajin salat dan mengaji sementara ayah saya lebih cenderung seorang Muslim secara praktik meskipun secara pendalaman personal ia mengoleksi dan membaca ratusan buku agama yang sekarang pun sebagian masih ada di kamar saya.

Layaknya anak Muslim lainnya, ibu saya mendaftarkan saya untuk les mengaji sejak saya masih kelas 1 SD dan melangganankan saya majalah Aku Anak Shaleh, tidak hanya itu, ia pun membuatkan saya kliping komik-komik kisah nabi, cerita sahabat dan doa–doa sederhana yang diambilnya dari majalah tersebut.

Saya sekolah di sekolah Katolik dekat rumah, karena menurut ayah saya sekolah tersebut adalah sekolah dengan mutu pendidikan terbaik di daerah kami, yang mana ini membuat saya terbiasa untuk melihat suatu hal dari minimal 2 perspektif yang berbeda sejak saya masih kecil, mulai dari ketuhanan Yesus sampai kepada larangan makan babi. Menurut ayah saya hal demikian penting karena kemampuan memandang suatu hal dari banyak perspektif inilah yang mencegah seseorang menjadi jugdmental.

Sekitar kelas 3-4 SD, saya mulai mengenal sains dari ensiklopedi-ensiklopedi yang dibelikan oleh orang tua saya, dan saya mulai kritis terhadap berbagai hal, antara lain:

– Jika manusia modern berevolusi dari manusia purba, lantas apakah Adam dan Hawa itu manusia modern atau manusia purba?

– Jika alam semesta ini diciptakan, kenapa Tuhan bisa ada tanpa diciptakan? Apakah mungkin Tuhan yang saya kenal di agama juga sebenarnya diciptakan namun ia saja yang tidak kenal siapa penciptanya?

– Jika bintang yang kita lihat sekarang sebetulnya bisa saja sudah mati namun baru kita lihat sekarang karena cahayanya memakan waktu jutaan tahun untuk tiba, lantas jika tuhan ada di tempat yang nun jauh di sana, tidakkah bumi yang Ia saksikan masih bumi jutaan tahun lalu?

– Jika kita hidup selamanya di surga, tidakkah itu akan membosankan? Bukankah konsep reinkarnasi di mana kita bisa membawa memori kehidupan sebelumnya akan lebih menyenangkan? Tetapi jika bumi suatu saat bisa tertelan matahari, akan ke mana lagi saya dikirim untuk bereinkarnasi?

Sejauh saya mengingat, masa–masa kritis saya itu terus berlangsung sampai saya kelas 6 SD, di mana saya mulai membaca buku–buku ayah saya, baik yang bertemakan keajaiban Al Quran, perdebatan Islam–Kristen (yang tentunya versi kemenangan Islam) sampai kepada ramalan–ramalan model Dajjal dan lain sebagainya.

Yah, apa mau dikata, saat itu saya tidak punya cukup kemampuan untuk menilai seberapa empiris sebuah hal, namun hal–hal tersebut memberikan kesan kepada saya bahwa “agama gue keren lho!”.

Singkat cerita, saya bersekolah di sekolah Katolik sampai SMA dan kemampuan saya untuk menempatkan persepsi terus berkembang. Saya masih ingat di kelas 2 SMA saya mengikuti lomba khotbah agama Katolik di sekolah saya dan saya menjadi juara 1, sesuatu yang saya rasa penting bagi perjalanan ketidakberimanan saya, karena di situ terlihat jelas betapa lihainya saya menguasai topik dari persepsi berbeda meskipun saya tidak percaya sama sekali terhadap persepsi tersebut.

Menginjak masa kuliah, saya kenal internet.

Dan semua mulai berubah.

Saya tipikal lab rat selama di kampus, menghabiskan waktu sampai malam di lab untuk mengunduh sembari browsing dan menemukan hal–hal unik di internet, di mana saya menemui beberapa forum Islam yang di dalamnya termuat sub forum perdebatan antar kepercayaan.

Satu hal yang menarik adalah, perdebatan Islam vs Kristen itu selalu ramai, tapi begitu ada ateis di situ, terlihat betapa inferiornya argumen–argumen para pendebat muslim ketika harus menjelaskan konsep ketuhanan kepada para ateis bermodal sains itu, belum lagi memberikan sebuah argumen kuat tentang kenapa Tuhan yang benar itu ya Allah SWT di agama Islam.

Dari situ saya kembali mengingat masa–masa kritis saya zaman SD dulu dan mendadak semua pertanyaan tersebut kembali muncul.

Perlahan saya mulai merasa bahwa ada poin–poin di mana agama memang tidak lagi kuat secara absolut, dan saya pun mendapati berbagai argumen balasan akan hal–hal yang tadinya saya anggap keren, mulai dari kecocokan Quran dengan sains modern sampai kepada teknik penilaian ramalan yang makin lama makin banyak saya temui hal-hal tersebut salah.

Akhirnya di situ saya mungkin bisa menyebut diri saya berada pada tahap liberal. Saya memercayai agama saya, namun saya mampu mengerti argumen–argumen lain, apa poin kuatnya dan juga kenapa orang memercayai argumen–argumen tersebut. Teman–teman saya menggambarkan situasi saya saat itu sebagai:
“Kayak lagi main lompat tali di antara agama dan sains”

Sampai suatu saat saya bertemu dengan seorang kawan yang menurut saya cukup pakar agama dan ngobrol dengan dia, lalu dia mengatakan:

“Bukankah hidup seperti itu berat? Tidakkah lebih baik kamu memilih salah satu, mana yang membuat hidupmu lebih tenang dan bertanggung jawab atas pilihanmu itu, termasuk jika kau harus menutup mata dari hal yang tidak kau pilih? Mana yang menurutmu lebih penting? Apakah menurutmu keinginanmu untuk sains lebih penting daripada keimanan penuh yang bisa menentukan nasibmu di akhirat?”

Dan lagi–lagi internet berperan penting dalam hidup saya.

Seiring dengan naiknya kecepatan bandwidth saya, saya bisa mengunduh lebih banyak film dokumenter, terutama soal sains dan sejarah.

Saya sangat tidak mampu untuk menolak pandangan sekuler dari sains, sebaliknya ketika saya melihat sebuah agama dan tradisinya dari kacamata sejarah, semua menjadi jauh lebih masuk akal ketimbang memikirkan makna ilmiah di balik potongan–potongan sejarah tersebut.

Dan kembali menilik nasehat kawan saya tadi, akhirnya saya memutuskan bahwa saya harus memilih salah satu, dan saya memilih sains dan sejarah.

Jauh lebih masuk akal melihat Yesus sebagai pemberontak santun terhadap penjajahan Romawi layaknya Gandhi terhadap Inggris ketimbang memandang kaisar Agustus yang ketakutan akan ramalan yang bukan berasal dari agama yang dianutnya sendiri.

Jauh lebih brilian melihat Muhammad sebagai tokoh jenius yang membawa revolusi sosial–politik di tanah Arab ketimbang melihatnya sebagai orang buta huruf yang diremehkan namun tahu–tahu dibantu keajaiban Tuhan mampu menegakkan agama.

Saat itu saya berpikir bahwa saya akan menjadi ateis saja, namun saya berprinsip saya harus melakukan apa yang harus dilakukan oleh ilmuwan mana pun yang membawakan sebuah teori yang revolusioner: saya meminta orang lain untuk membuktikan bahwa saya salah.

Setahun pertama saya menjadi ateis, saya kerap menulis topik perselisihan antara agama dengan sains sekuler di facebook, twitter dan blog saya dan saya menunggu seorang beragama mampu datang dengan argumen kuat untuk menyalahkan saya, hal yang membuat saya melakukan ratusan debat panjang di berbagai topik, dan hasilnya sejauh ini adalah saya tidak pernah kalah.

Well, beberapa kali saya mengakui kesalahan argumen saya pada level substantif dan merevisi pandangan saya di beberapa hal, namun secara keseluruhan ketidakpercayaan saya bahwa tuhan tidak ada masih belum terjawab, dan yang saya berdebat bukan sekedar ABG baru belajar agama.

Saya konsisten dengan perkataan saya bahwa saya akan mencari ke mana pun orang yang bisa membuktikan bahwa saya salah, karena itu saya mencari dan mendebat pemuka agama sebanyak mungkin yang bisa saya temui, mulai dari ulama yang besar di media sosial, ulama yang sering muncul di TV sampai kepada pendeta veteran yang bisa saya temui.

Dan saya belum menemukan jawaban yang memuaskan kenapa saya harus percaya adanya Tuhan atau pun agama yang layak dianut. Jika saya menemukannya, dengan senang hati saya akan kembali bergama.

Iklan

98 komentar di “Mengapa anda ateis? ( jawaban Rizky)

  1. Ehm.. Btw mejengin iklan seru nih 😀
    eh jadi lupa kalok ini blog nya atheis yg sedang di Uji oleh Allah Swt. Tiada sekutu baginya.
    Assalamu’alaikum pak rizky.. Boleh ya saya berbisik pada hati pak rizky.. Soalnya niat saya baik kok, cuman mau Pak rizky yg Soleh ini sadar, bahwa hidup itu tak hanya sekali… Jadi mumpung pak rizky nya belom sakit.. Saya coba deh berbisik kepada hatinya pak rizky agar nantinya pak rizky di Ampuni olej Allah yang maha Pengasih lagi maha penyayang, mohon di buka hatinya ya.. Jangan pakek otak merenunginya.. Soalnya otak itu tidak lebih jauh pandangannya dari sesuatu yang tak terlihat, seperti harapan, rasa takut, keberanian, sedih dan cinta
    Langsung aja yah kita mulai pak rizky..
    Pak.. Saya boleh tau donk.. Kalau indera manusia itu ada berapa hayo… 6 atau lima… Aduh yg saya tahu 5 kayaknya.. Kurang tahu tuh kalok profesor yg udah bertitle seenaknya bilang udah 6 aja… :v
    Okey. Kita bahas satu2
    1.mata… Pak rizky tau fungsi mata apa… Yg saya tau sih melihat.. Nggak tau deh kalok org atheis diluar sana bilang bisa mencium bau juga :v.. nah kalok melihat, berarti benda dan matrri yang dapat di tangkapnya apa? Gelombang cahaya ya..
    2. Nah, yg ke dua, telinga. Fungsi nya.. Mendengar iya pintar… Materi apa yg dapat di tangkapnya.. Gelombang su.. Suara.. Iya pinter..
    3. Nah, yang ketiga kulit.. Kulit… Agak banyak yg bisa di tangkapnya… Berupa, benda yang berwujud gas, temperatur, padat, cair, dan benerapa jenis paparan cahaya
    4. Hidung.. Bagian yang bergas dan beraroma adalah hal yg dapat di.tangkapnya
    5. Nah yang terakhir adalah lidah… Bagian partikel zat yg tersentuh ke lidah akan terasa tapi materinya sesuatu yg lihat
    Tapi…, dari semua indera yang ada tersebut, yang terhubung ke otak tersebut.. Adakah salah satunya yang dapat menangkap Cinta, kasih, sedih dan rindu..
    Dan tahukah pak rizky sesungguhnya kita ada pada dimensi yang terbatas yaitu 3 dimensi, sedang kita bebas melakukan apa saja, hanya saja ruang kita yang terbatas oleh ruang dan waktu, sedang dimensi Tuhan tidak, Tuhan tidak tergantung pada dimensi apapun… Dia bukan kita seperti katak yang ditutp oleh tempurung yang berat, sekuat apapun berusaha hingga mati, dia akan tetap pada ruang itu, itulah batasnya hingga dia menjadi berubah sebagai makhluk lain yang mungkin menjadi bangkai.. Dan terurai keluar dari tempurung itu, kita pun begitu, setelah kita mati.. Baru kita keluar dari ruang ini, meninggalkannya selamanya … Andai anda ada dihadapan saya, saya todongkan pisau dan buku, apakah anda akan berani atau takut, saya yakin anda takut, tapi tahukah anda bahwa otak dan indra anda tidak berhak menentukan untuk berani atau takut, karena yang tampak adalah sesorang yang ada didepan anda adalah sesosok materi yang tak dirasakan oleh kulit anda, tapi cahanya terlihat oleh mata, mungkin suaranya terdengar sedikit, atau aroma tubuhnya tercium.. Sampai disitu anda hanya diperintahkan oleh rasa.. Yang timbul dari pengalaman dan memori.. Anda tidak akan bisa melihat wujud itu di otak. Andaipun profesor anda punya alat canggih dan pintar :D.
    anda punya pacar? pacar anda akan terasa dekat padahal.dia jauh, hanya dengan mengingatnya dan mencintainya, dan menerimanya, maka lakukanlah mengingat, mencinta dan mempercayai kepada Tuhan.. maka kau akan mendapatkan kesabaran akan ujian Dunia ini, dan akan mendapatkan kedamaiaan yang kekal di Surga.. Kelak Amin…. 🙂

    Btw agak lucu liat yg anda bilang cahaya bintang sampe ke bumi jutaan tahun.. Anda pikir Tuhan itu bintang dan jarak nya jauh banget dari kita, sebenarnya dekat, cuman dimensi indera kita nggak pantas dan nggap mampu buat menggapainya, dia itu suci, dan dapat disadari eksistensinya melalui perantara Hati>iman>ilmu> ples ciptaanNYA 😀
    kalok nggak terima juga, berarti pak.rizky nggak membuka hatinya, soalnya aku ngomong kepada si Hati yang Tulus, Bukan si Otak Yang Ego, Nafsu, dan Materialistis…
    …….
    Oh iya kalok anda jawab cinta itu karna kita melihat dia seseorang atau karna ciri2 fisik nya yg kasat, saya balik tanya, mengapa bayi baru lahir sangat dekat dengan ibunya.. Jawabanya satu.. Ada penghubung yaitu Cinta, Pyaar, Love, Hibbul, Bahasa bataknya Holong 😀
    ….
    btw aku batak, dan aku profeaor juga koq jgn salah.. Gini2 hebat saya, saya S3.. jadi percaya yah.. Plis.. Sayangilah dirimu.. Jangan karna ingin berbeda dari orang lain, pak resky mengubah jalan hidup jadi rumit dan runyam 🙂
    S3 = ( SD, SMP, SMK :V)
    … Hoah.. Udah ya.. Sekianlah tanggung jawab saya sbagai hamba yg peduli, selebihnya ada pada anda.. Anda Egois, yaudah.. Maen aja tros sampe sakit, sekarat baru ditinggalin temen2 seataiisnya, yg dikira hebat dan setia, hahahahahahh perlahan2 mengucap tobat dari bibir yg mulai gagap karna sekarat :V
    ….
    satu yg saya kagum dari pak reske… Anda sangat (terlalu) percaya diri.. Kalok saya seperti anda,, saya mau deh jadi artis, lumayan deh.. Akting nggak kaku lagi 😀 :V
    Okey.. Udah dulu yah Bye bye… Semoga anda hidup abadi oleh ramuan profesor yg mandul dan kepalanya botak Kwwkkwkwkw hahahaha
    Assalamu’alaikum Wrb… 😀

  2. Menjadi atheis itu satu langkah betul menuju kata benar. Manusia punya rasa percaya, dan rasa itu lahir jika didukung oleh panca indra. Satu pertanyaan yang selalu terpikir, bagaimana caranya aku melahirkan rasa percaya untuk sesuatu yang tak didukung oleh panca indra. Aku punya hati, aku punya rasa, dan jika boleh aku bilang rasa atau perasaanku lahir dari dalam hati. Aku mengenal ilmu kejiwaan, halusinasi, bisikan-bisikan yang sering dikeluhkan oleh para ODS/ODGJ, semua itu seakan terlahir dari memori yang terekam oleh panca indra. Ada satu jawaban dalam firmannya: “sesungguhnya Aku itu dekat”. Mungkinkah hati, pikiran dan panca indra ini punya kemampuan lebih melebihi apa yang ada saat ini, hingga aku bisa merasakan bahwa “Dia itu amat dekat”?

  3. Assalamualaikum wr. wb.
    Lngsung to the point saja ya..
    Sdr. Rizky anda trlalu bnyk berbicara tntang teori sdangkan kita tahu bjwa yg nama ny teori itu blm pasti bnr. mngkin anda bilang bjwa anda tak prcya adany Tuhan, namun apakah anda sndiri mngetahui apa definisi Tuhan itu? untuk menjawab rasa keingintahuan anda itu, hal pertama anda harus mngkaji sumber informasi yg bnr2 pasti tidak dimisalkan dlm sebuah teori, dan sumber yg tak kn prnah salah yaitu adlh Al-Quran. ketika anda telah spenuh ny mngkaji isi dlm Al-Quran itu, anda harus bertanya kpd pemuka agama islam yg bnr2 mngerti dlm hal penafsiran ayat2 suci Al-Quran. jika sudh anda lakukan, hal kedua anda harus membandinhkan isi dlm Al-Quran dgn kitab2 lain nya. sungguh sy tdk brmksd melukai prasaan orng non muslim namun sy prcya bjwa Al-Quran tdk ada keraguaan sdikitpun di dlm ny, itu yg membedakan nya dri kitab2 lain. sy rasa dgn anda mengkaji Al-Quran scara mndalam maka anda akan mnemukan jwban nya, sperti kata Francis Bacon “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.” jd kajilah isi Al-Quran krn itu adalah sumber dari ilmu2 ilmiah. Al-Quran tak prnah bertentangan dgn ilmu ilmiah hnya saja jika ada yg tak sesuai itu adalah ksalahn yg terdapat pd ilmu ilmiah tersebut. mngkin anda mnganggap enteng saran yg sy berikan ini, tp jika anda mau mncoba nya kmungkinan anda akan menumakan apa yg anda cari saat ini. krn ISLAM adalah agama yg rahmatallil alamin.
    Wassalamualaikum wr.wb.

  4. nak, kau bermasaalah dengan ibadat wajib. keyakinan datang sesudah beribadat. fa’bud rabbaka hatta yaktiyakal yaqin. kamu lalai. osi kamu tak kan pernah yakin. bigbang? shitlah. bigbang dishit kn oleh herkuleskoronaborealis. orang ateis amoral. kau sampai hati menulis hal yang dilakukan orang tuamu sehingga kau ada. itu tak bermoral. itu dosa. dosa hanya terhapus dengan istgfar

  5. pertanyaan,, nya sederhana buat mas rizky, tolong jelaskan pada saya bagai mana asam amino,, itu berubah menjadi mahluk hidup,, coba jelaskan kronologi nya,, coba buktikan dengan rumus kimia, lalu berikan faktanya dari hal tersebut, dan dapat di buktikan, lalu jelaskan kenapa dari reaksi kimia bisa menjadi hidup ?

  6. saya menjawa salah satu pertanyaan anda nabi adam dan hawa adalah manusia yang diciptakan tuhan sebagai nenek moyangbmanusia pertama yang dulu tubuh merekq sangat besar tetapi seiring berjalannya waktu tubuh keturunannya mengecil hingga sekarangbyaitubkita manusia yang sekarang.
    Islam tidak mengenal reinkarnasi karena apabila manusia hidup maka matinya itu ruh nya dipegang tuhan dijaga sampai kiamat tiba .

  7. assalamualaikum.
    segala puji bagi Allah tuhan semesta alam dan satu-satu tuhan yg berhak disembah dan menerima pujian dari seluruh makhluknya walaupun dia sendiri tidak membutuhkan hal itu dari makhluknya.
    Alhamdulillah berkat rahmat,hidaya,serta nikmatnya.saya berkeinginan sekali membantu anda menjawab tudingan anda tersebut.
    tapi kita perlu media yang tepat dan pas dalam hal itu maka dari itu,saya mempertanyakan tanggapan anda akan hal ini,mungkin anda bisa memberikan solusi untuk hal tersebut.

    #dengan catatan apabila jawaban yg saya berikan salah.jangan jadikan kesalahan saya itu atas agama saya,mungkin kesalahan itu disebabkan kebodohan saya dalam hal agama.

  8. jangan berhenti belajar.
    karena seseorang yg berhenti belajar hanya membuatnya merasa pandai, merasa pintar…
    ingat kawan jadi orang bodoh paling2 hanya merasa pintar.

    ilmiyah amaliyah
    amaliyah ilmiyah…
    odjo lali istiqomahe ben gugur sarat takwane. Oke

  9. Halo, mungkin saya bisa menjawab pertanyaan nomor 2 saja dan saya coba jawab dengan logika. Angka 1 tidak ada yg menciptakan tetapi angka 1 bisa menciptakan jutaan bahkan triliunan angka sekalipun, Itulah kenapa Allah SWT. disebut ESA atau 1 (SATU)

  10. bagian pertama dari syahadat, yakni la ilaha yang artinya ‘tidak ada Tuhan.’ Yang tersisa tinggallah illallah artinya ‘selain Allah’

    Mengetahui sedikit tentang sains menjadikanmu seorang atheis, namun mendalami tentang sains akan menjadikanmu beriman kepada TUHAN yang satu. aamiin…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s