Sebelum menjadi ateis, saya adalah seorang nasrani, namun saya tidak pernah menjadi seseorang yang relijius dan betul-betul taat pada agama, bahkan sejak SMP saya sangat menyukai lelucon-lelucon yang dianggap ofensif untuk agama-agama tertentu. Bertentangan dengan hal tersebut, saya tetap pergi ke gereja, membaca alkitab setiap malam, mendengarkan renungan bahkan merasa bersalah bila lupa berdoa atau malas ke gereja. Dalam alam bawah sadar saya tertanam dogma bahwa bila saya tidak melakukan semua itu, saya akan masuk neraka. Hal ini mungkin akibat latar belakang pendidikan saya yang sejak SD bersekolah di sekolah kristen.
Sejak kecil dogma ini selalu bertentangan dengan pertanyaan-pertanyaan dalam benak saya seperti: “Kenapa Tuhan menghukum kita kalau kita bertanya mengenai ajaranNya? Bukannya Tuhan menciptakan otak supaya kita bisa mikir?” “Kalau manusia asalnya dari Adam dan Hawa, kenapa bisa ada fosil dinosaurus dan manusia purba?” “Kenapa Tuhan benci dengan kaum homoseksual? Mereka kan gak salah apa-apa,” dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini saat itu hanya bisa saya simpan saja dalam hati, saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal tersebut dan tetap beriman pada agama saya. Saya ingin sekali mengkritisi ajaran-ajaran yang ada, namun rasa takut dalam pikiran saya lebih kuat dibanding rasa ingin tahu saya. Jujur, saya bahkan tidak terpikir ada manusia yang tidak percaya akan keberadaan sosok Tuhan.
Ketika saya SMA, beberapa teman dekat saya mengaku bahwa mereka tidak mempercayai agama lagi. Saya sangat kaget, dalam hati saya “ternyata bisa ya ada orang yang tidak memiliki agama?” Dari teman-teman saya itulah, saya mulai menjadi teis yang cherry picking dan apologetic, sebagai contoh, saya tidak lagi percaya tentang penciptaan Adam dan Hawa, namun berpikir mungkin saja Tuhan yang menciptakan dinosaurus dan menggerakkan proses evolusi manusia. Kendati demikian, saya masih percaya akan keberadaan Tuhan dan konsep keselamatan yang diajarkan agama saya.
Pergumulan ini terus berlanjut hingga saya memasuki bangku perkuliahan. Pada semester ke-4 kuliah, saya mulai membaca page-page bertema ateis. Pada waktu itu, di pikiran saya ateis adalah orang-orang yang suka menghina agama, komunis, dan lain-lain akibat film G30SPKI dan doktrin orang-orang yang lebih tua dan guru agama. Namun pada kenyataannya, ternyata ateis sama saja seperti manusia biasa, hanya saja mereka tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Perkenalan saya terhadap dunia ateisme mendorong saya untuk berani mengkritisi dan mencari tahu pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui saya. Senang rasanya karena rasa ingin tahu saya selama ini telah terjawab dengan jelas, tidak sekedar dijawab “hanya Tuhan yang yang tahu”, “cukup beriman saja lah pada Tuhan”. Permulaan alam semesta, teori evolusi, homoseksual, surga dan neraka, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menjadi pergumulan saya, ternyata semuanya dapat dijelaskan secara logis dan memiliki bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Saat-saat ini lah yang menjadi titik balik hidup saya, konsep surga dan neraka pelan-pelan akhirnya runtuh dalam benak saya. Kitab suci juga akhirnya menjadi sekedar buku fiksi dalam pandangan saya. Dalam hati, saya merasa bebas dan lega, selain itu saya juga belajar untuk memakai logika dan terus mencari ilmu pengetahuan baru tanpa harus takut neraka atau hukuman Tuhan.
Ketika semua peran Tuhan ternyata merupakan fenomena alam semata, untuk apa percaya pada Tuhan? Saat itu akhirnya saya menyadari saya tidak lagi percaya pada Tuhan. Banyak orang bilang agama adalah sumber moral dan kebaikan, tapi pada nyatanya banyak orang-orang yang tidak beragama tetap memiliki moral yang baik, bahkan cenderung lebih tulus daripada orang-orang yang beragama. Tanpa Tuhan dan agama, saya bisa kok menjadi orang yang berguna untuk sesama. Hal ini lah yang menjadi pendorong terakhir saya untuk tidak lagi beragama dan percaya pada Tuhan, dalam kata lain, ya, menjadi seorang ateis.
Menjadi seorang ateis tidak menjadikan saya seseorang yang closed-minded dan sama sekali menolak argumen dari teis. Sampai saat ini, saya menunggu pembuktian klaim akan adanya keberadaan Tuhan. Namun sampai saat itu tiba, apa salahnya mengambil posisi tidak percaya? Saya hanya tidak percaya 1 Tuhan lebih banyak dari orang lain yang percaya Tuhan agama mereka masing-masing 🙂
-AP-
itu karena yang anda pelajari hanyalah parsial. misal, kita ambil teori bigbang “…” , jika tidak karena tuhan, maka ledakan itu hanyalah ledakan, kenapa yg bisa ditinggali hanya bumi?
mempelajari agama harus ilmiah, yg anda terangkan diatas, pembelajaran yg bersifat dogma yg ujung2 nya hanya percaya pada tuhan.
di dlm islam misal, dlm kitabnya berulang kali diterangkan “…, bagi orang2 yg menggunakan akalnya”, islam sgt mendukung penggunaan akal. terima kasih
bumi bisa ditinggali karena posisi orbitnya yang mendukung. tidak terlalu panas dan terlalu dingin. sehingga organisme dapat hidup.
beragama dengan menggunakan akal, namun dalam agama juga diterangkan untuk berbuat baik dengan iming-iming pahala, dan surga. orang tua berkata untuk tidak berpamrih jika berbuat baik. namun pada prakteknya, janji akan pahala dan surga lah yang dijual. bukan moral yang diperbaiki
you’re welcome 🙂
@naila nur :
Dari komentar anda, saya bs melihat bahwa anda juga hanya belajar secara parsial. Jujur saja, semua manusiapun hanya belajar secara parsial, mana ada yg mengetahui semua hal secara penuh. Pengetahuan yg kita dapat hanya sepotong2 dan dibiaskan oleh persepsi. Saya juga mampu melihat limit anda tentang definisi tuhan. Pengetahuan anda hanya standar seperti masyarakat umum di indonesia. Islam mendukung penggunaan akal ? Tentu saja. Tapi memangnya kenapa ? Akal itu hanya salah 1 faktor kecil dalam menyadari the truth. Tahukah anda bahwa pikiran anda masih dibatasi oleh konsep waktu ? Masih dibatasi oleh konsep “diri” ? Anda kemungkinan besar tidak paham maksud saya. Begini, ketika anda masih bertanya tentang awal mula, itu artinya wawasan anda masih terkurung didalam konsep waktu garis lurus. Bahwa ada masa lalu, dan ada masa depan. Kedua, ketika anda bertanya “siapa” pencipta, itu artinya anda terkurung didalam konsep “diri” atau sebentuk pribadi. Yg saya sebut diatas itu hanyalah permukaan saja. Nantinya anda akan bertemu dengan ilmu yg mempelajari tentang apa itu “ada” dan “tiada”. Oke sekian dulu, sebagai cooling down, ada sebuah renungan : siapa pencipta takdir ? Jawabannya tentu tuhan. Lalu mengapa di alam semesta harus ada tuhan ? Karena takdir. Sudah takdirnya bahwa tuhan itu ada. Jadi, duluan mana, takdir atau tuhan ? Hehe.. Peace, salam damai universal
@andre..
Di dunia ini ada hukum sebab akibat (sunatullah)..tp kl diurut trs smpai ke atas ada akibat tidak ada sebab, karena sumber dari segala akibat adalah Tuhan itu yang dinamakan causa prima.
Sekarang saya tanya anda..apakah anda percaya hal gaib??
apakah anda percaya hanya lah planet bumi yang memiliki kehidupan? apakah ada pembuktian bahwa di planet lain atau di galaxy lain tidak ada keidupan? apakah anda pernah membaca kitab suci anda? tentang sebuah surat dengan terjemaah “maan di langit dan di bumi” menurut saya kata arti bumi adalah tempat dimana ada kehidupan ( bukan planet bumi )… kalau mengambil bigbang theory mungkin sebuah masa yang besar yang memiliki unsur magnet yang besar lalu bertabrakan bisa saja kan?
saya tertarik dengan pengalaman Anda, bisa saya berdiskusi??
Tuhan apa yg anda maksud?kenapa ada bertanya seolah2 Tuhan itu ada.
Nasrani itu apa?
Mungkin maksud anda adalah Kristen.
Ketika belum ada apa2 didunia ini yg ada hanya satu yaitu ruang.utk wadah yg akan dciptakan.ruang itu adalah
Kehampaan.nah kehampaan itu yg saya percayai sbg Tuhan,krn memang Dia tdk dpt dijelaskan, namanya juga hampa.
Ga rugi saya percaya kpd kehampaan toh?
Kehampaan adalah suci diam damai.
Jd menurut saya Tuhan itu ada.
Ga perlu saya jelaskan kpd anda.
Saya ga sepakat dgn jwbn org yg sok tau,dan sok benar sendiri.
Yg pertama ada adalah masa kedua keseimbangan,
ketiga zat,keempat memori,kelima rasa,keenam proses.
Proses inilah yg bekerja sampai keberadaan kita detik ini.
Aties nanti matinya akan kemana menurut penganut aties?
” Banyak orang bilang agama adalah sumber moral dan kebaikan, tapi pada nyatanya banyak orang-orang yang tidak beragama tetap memiliki moral yang baik, bahkan cenderung lebih tulus daripada orang-orang yang beragama. Tanpa Tuhan dan agama, saya bisa kok menjadi orang yang berguna untuk sesama”
ya kamu bisa menjadi orang yang berguna kerana kamu adalah makhluk yang dinamakan manusia. mungkin iblis atau syaitan sudah tidak mengganggu kamu lagi kerana kamu sudah tidak percaya sama tuhan walaupun kamu baik sekali lebih dari orang yang beragama.fikirnya syaitan kamu tetap akan menemaninya didalam neraka. jika kamu beragama percaya akan tuhan kamu akan diganggu syaitan kerana syaitan mahu kamu menemaninya dineraka. syaitan akan mengganggu kamu supaya tidak menjadi baik seperti baiknya kamu ketika kamu aties. jika kamu mati didalam keadaan kamu aties kamu akan bersama syaitan dineraka mengikut fahaman orang yang percaya akan tuhan. jika kamu tidak percaya tuhan selepas mati kamu akan kemana?
Agama itu cinta.. Tidak dapat dijelaskan dengan ilmu penggetahuan, fisika, biologi dll.. Memang saya akui saya Atheis utk sekian lama, saya tumbuh besar di lingkungan yg notabene komunis.. Tetapi saya pahami apa itu agama dan mengapa Tuhan itu absolutely exist.. Bagaikan rokok, shabu, ekstasi, tidak mungkin itu semua tercipta tanpa ada yg menciptakan nya.. Bagaikan tempe, tahu, jagung, kari ayam, rendang, semur.. Tidak mungkin itu hadir begitu saja.. Ya, ilmu penggetahuan dapat menjelaskan kalau tahu goreng itu diciptakan oleh kacang kedelai yg digiling, lalu di goreng dgn minyak dan sebagainya, sebagaimana ilmu penggetahuan menjelaskan bumi tercipta dgn Big Bang and so on.. But There’s Someone Who Create It First, And Start It.. Saya bukan orang yg sangat relijius dan saya menyukai fisika, astronomi, sejarah dll sebagaimana Para Saudara Atheis menyukainya.. But still, I believe there’s God..
Just recomend, dr cerita anda, anda sebenanya sudah mulai nyaman dgn menganut agama islam, tp knp tiba” ragu krna umat nasrani bisa menangis lebih keras saat beribadah? Itu semua krna anda hanya belajar agama dgn akal fikiran aja, seharusnya klo anda mau melakukan seauatu harus dgn hati nurani dan juga akal fikiran, pahami semua isi kandungan kitab itu, jangan hanya cuma baca sekilas, krna jika hanya sekilas itu memang belum bisa membuktikan apapun. Ga ada yang bnr” atheist di dunia ini, krna atheist pun sebenernya menTuhankan logika dirinya sndri.
Sama seperti saya bertanya2 mengapa sejarah, sains, dan agama sangat sulit untuk disatukan.
Sains itu menjelaskan bagaimana tahu goreng diciptakan, digiling, dari apa, digoreng, pake apa, segala prosesnya..
Tuhan dari salah satu Agama itu koki pertama yg memasaknya..
mayoritas admin disini punya pola yg hampir sama sblm memutuskan jd ateis. Ada pergulatan yg [mungkin] panjang. Diawali dgn pertanyaan ttg eksistensi tuhan. Singkatnya spt anak kecil usia 7thn yg cerdas bertanya ttg trigonometri, kalkulus, dan logaritma scr bersamaan. Maaf, dlm kondisi seperti ini seorang ahli matematikapun akan sangat sulit menjelaskan. Si anak kemudian mencari dgn logikanya sendiri yg tentunya msh terbatas. Dia terus mencari sendiri sampai pd usia 20thn’an. Apakah dia menemukan jawaban ? Bisa iya, bs tidak. Seandainya dia mau berproses wajar, step by step di usia 12-15thn saat SMP dia sdh mulai dikenalkan dgn 3 pelajaran tsb..jk ada ketertarikan lbh, tentu dia akan antusias pd level pendidikan lbh lanjut. Salam. 🙂
kakak tinggal tunggu waktu yang tepat biar Tuhan yang menjawab semua keraguan kakak. God bless kak
Pembuktian Tuhan cukup mudah. Ketika manusia bisa berangkat ke bulan, menciptakan robot, dsb. Tapi tak ada 1 manusia pun yang bisa menjawab mengapa sperma tau jalannya ke ovum & mengapa sperma bisa tau isi dalam tubuh wanita?
Sebenarnya saya masih ragu apakah saya termasuk beragama atau tidak
Tapi ada 1 pertanyaan tentang tuhan dalam agama saya yg sampai sekarang belum ada orang yg bisa memberi jawaban yg memuaskan dan masuk akal
Dalam agama saya ada istilah tuhan maha adil dan ada juga tuhan maha pemaaf
Ada juga ajaran bahwa selain agama yg kami anut tidak akan masuk surga,lalu bagaimana nasib orang dari agama lain yg mempunyai sifat baik bagaimana juga nasib orang yg tidak tau apa apa tentang agama kami apakah adil jika mereka juga tidak bisa masuk surga
Tapi ada juga pemuka agama yg berkata jika mereka tidak tau mereka akan dimaafkan,lalu jika mereka dimaafkan apakah adil untuk orang dari agama kami yg sudah beribadah seumur hidupnya
Tepat ! dan yg menjadi pikiran Saya adalah bahwa salah satu faktor yg membuat manusia tdk bisa bersatu adlh ego tentang agama nya masing2.
Tuhan memang Maha Adil bro, kita bisa liat di dunia ini Tuhan Maha Adil, yang bekerja dapet duit banyak, yang males dapet sedikit. Bahkan hukum2 alamnya pun sangat adil, siapapun yang terjun dari gedung lantai 60 tanpa pengaman, Pasti mati, meskipun dia adalah presiden sekalipun.
Untuk nasib orang dari agama lain itu bisa saya jelaskan seperti ini bro. Bro percaya kan ada surga dan neraka, dan itu adalah tempat akhir kita nanti. Berarti dunia ini hanyalah sementara, atau dalam arti kata yang lain hanyalah ujian. Saya asumsikan bahwa bro pernah melakukan Ujian akhir SMA, dsana ada ,3 mata pelajaran yang harus bro luluskan. Biasanya bahasa inggris, bahasa indonesia dan matematika/ekonomi. Jika salah satunya saja tidak lulus, maka bro tidak akan lulus secara keseluruhan. Contoh angka minimum 4 untuk lulus. Matematika bro dapet 9, Bahasa Inggris 10, tapi Bahasa Indonesia bro dapet 3, bro ga akan lulus.
Begitu halnya dengan pemuka agama lain bro. Yang bro harus ketahui Agama itu ada 2 jenis : 1. Agama yang diturunkan langsung oleh sang Pencipta (Allah) . 2. Agama ciptaan manusia seperti Scientologist, Raelian, dll.
Untuk agama ciptaan manusia kita tidak usah bahas, karena sudah pasti tidak benar. Agama adalah wajib dari sang Ilahi. Lalu bagaimana nasib agama lain yang berasal dari Allah?. Jawabannya adalah, mereka semua masuk Surga Insha Allah, asalkan dengan syarat, itu adalah agama yang diturunkan paling akhir pada saat itu. Setelah datangnya Pembaharuan Agama oleh Allah yang diturunkan lewat nabi, maka syariat yang lama tidak berlaku lagi dan berlakulah syariat yang baru. Contoh kaum nabi Musa As mengenal ajaran Taurat, Setelah datang ajaran Injil, mereka wajib meninggalkan Taurat dan mengikuti Injil dari Yesus As, begitupula setelah datangnya nabi Muhammad Saw, semua umat wajib mengikuti syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw dan kitab Al-Quran. Karena esensi agama yang berasal dari Allah, mulai dari nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw adalah Tauhid. Yaitu hanya menyembahNya dan tidak mempersekutukan Nya. Itulah jawaban dari pertanyaan, bagaimana jika ada orang yang sangat baik kepada sesama manusia, tetapi tidak mengikuti agama Islam bagaimana nasibnya, tidak adil dong kalau tidak masuk surga, jawabannya adalah sama dengan ujian tadi. Variabel pertama untuk manusia masuk surga adalah menganut agama Tauhid yang paling sempurna. Jadi jika nilai kebaikan seseorang adalah 9, lalu pengetahuannya untuk umat manusia 9, tapi jika tidak menganut agama Tauhid yang paling sempurna (paling akhir), maka amal kebaikannya adalah sia2 alias tidak lulus ujian kehidupan dan tidak akan berakhir di surga.
Tetapi Allah itu Maha Pemaaf, apa maksudnya?, kalau Maha Pemaaf mengapa selain Islam tidak masuk surga?. Jawabannya adalah kembali keatas. Variabel utamanya adalah Tauhid, seburuk2 manusia jika tetap percaya kepada Tauhid dan agama terakhir yang diturunkan Allah dan Kitabnya, tetap akan dijamin surga, itulah mengapa ada sebutan Maha Pemaaf. Dosa sebesar apapun akan dimaafkan. Kecuali satu dosa besar yaitu menyekutukanNya (menyembah selain Nya) dan tidak percaya kepada agama terakhir yang diturunkanNya.
Lalu bagaimana nasib orang yang tidak mengetahui agama Islam. Kalau kita berbicara zaman sekarang ini, apakah ada manusia yang tidak tahu keberadaan agama Tauhid?. Kita asumsikan ada manusia seperti jaman batu yang benar2 tidak tahu. Lalu apakah mereka masuk surga juga?. Keputsannya ada di tangan Allah, pada akhir masa nanti mereka akan dikumpulkan di suatu tempat dan diuji untuk menyembahNya, jika mereka mau menyembah Allah, maka mereka masuk surga, dan jika tidak mau, mereka masuk neraka. Wah enak sekali kalau begitu, dimana keadilannya dengan yang beribadah seumur hidupnya???. Tenang bro, Allah Maha Adil, kebaikan dan keburukan sekecil atom pun akan di hitung nanti, surga dan neraka nanti pun ada kelas2nya nanti. Semua tidak disamaratakan, amal ibadah dan keburukan akan ditimbang. Contohnya dalam kehidupan sehari2 yang banyak duit bisa masuk ke hotel kelas VVVVIP, yang menengah paling di Suite Room, yang biasa2 aja bisa masuk ke Losmen, dan yang keburukannya lebih banyak, akan masuk penjara. Tapi dengan Syafaat Nabi Muhammad dan karena Allah Maha Pemaag, maka yang beragama Tauhid yang paling sempurna (Islam) manusia2 yg ada di penjara (neraka) yang beragama Islam akan ditarik kembali ke surga. Sementara yang lain tetap berada di penjara (neraka) abadi selamanya
Itu penjelasan simpelnya bro, maaf saya tidak tuliskan hujah (dalil2) yang mendukung tulisan saya, bisa bro tanyakan ke guru bro atau bro cari di pusat dakwah, atau di dunia maya ini semua mudah bro cari.
Wassalam
Kalo atheist bisa menjelaskan gak apa itu setan? Lo mau bilang itu halusinasi? Lah kalo Santet itu apa? Halusinasi juga? Kalo lo mau bilang setan itu ga ada…. lu bisa jelasin kalo misalnya ada terdengar sesuatu padahal itu tidak ada apa apa teruslo mau bilang itu masalah pendengaran? Kalo misalnya orang ada yang kesurupan terus suara dan bahasa berubah lo mau bilang itu gila? Atheist ga logis.
Setan? halusinasi visual/hoax
Santet? terror psikologi/trik probabilitas/racun/hoax
Denger sesuatu yang ga ada? Halusinasi auditori
kesurupan bahasa berubah? hoax. Mostly bahasa yang berubah itu mirip aja secara suara tapi tidak gramatically meaningful.
Anda adalah anda. Dan says adalah saya. Says seorang Kristen Dan saya Percaya akan adanya Allah ataupun Tuhan. Jika saya percaya lalu spa masalahnya buat anda yang ateis?
Ketahuilah Baik2 bahwa perdebatan tidak akan mendapatkan solusi yang ada hanyalah kebencian Dan kehancuran. Anda tidak mengakui adanya Tuhan? Maka anda adalah orang yang paling Bodoh. Ketahuilah bahwa setiap orang akan mati, Dan setelah mati coba anda fikirkan kemanakah anda nantinya? Siapa yang akan anda Jumpai? Bukankah sang Penciptamu yaitu Allah atau Tuhan sendiri?
saya percaya dan setuju, semua agama itu baik. namun yang saya tanyakan , apakah semua agama itu benar? (benar dalam artian sungguh berasal dari Tuhan). saya rasa dari semua agama, saya yakin salah satu diantaranya benr-benar berasal dari Tuhan. maka dari itu, saya ingin menjadi atheis, agar dapat memilah dengan benar mana yang agama yang sungguh benar. saya tidak percaya dengan bacot omongnya manusia, karena disana ada unsur “pribadi” manusianya. maka dari itu, jalan yang akan saya tempuh yaitu mempelajari kitab agamanya. bukan manusianya. saya harap, saya menemukan. ;D
Soal pernyataan yg diatas, menurut anda Homoseksual itu tidak bersalah darimana? Jelas-jelas Homoseksual udah menyalahi kodrat sebagai pria. Manusia diciptakan berpasang-pasangan, tetapi bagi kaum yg disebut Homoseksual malah menyalahi kodrat untuk menyukai sesama jenis bukan lawan jenis. Soal sains yg tidak bisa disatukan dengan agama. menurut saya,sains itu terlalu muda untuk disamakan dengan agama, dan sudah jelas bahwa sebelum sains dipelajari agama sudah menunjukan teori sains. Dan sains banyak tertuang di kitab agama. Bukan untuk bermaksud menyinggung barang kali sekian untuk argumen saya sebagai agama islam 🙂 Salam perdamaian
Galaksi di alam semesta diperkirakan ada 170 miliar, jd siapa yg tahu ada apa diluar sana?
Kata Galvatron, kita manusia sombong yang berpikir jika kita adalah pusat semesta alam. Hehehe salam damai
Dulu, saya jg pernah menjadi penganut Agama ketidakterhinggaan, yaitu Raelian, saat itu saya tidak percaya bahwa ada Dzat Tunggal pencipta Alam semesta, karena menurut saya hal itu tidak ilmiah, lalu saya mulai membaca kitab2 Raelian dan sejak saat itu saya langsung memutuskan menjadi seorang Raelian. Karena saya menuntut bahwa hal2 yang ada harus bisa dijelaskan secara ilmiah
Tapi seiring berjalannya waktu, banyak hal2 diluar nalar yang “bekerja”. Secara tiba2, saya disuguhkan banyak hal logis yang terdapat pada kitab suci yang saat itu saya sempat tidak percaya yaitu Al-Quran. Ternyata Al-Quran mengandung banyak sekali penjelasan Ilmiah, yang sebelumnya saya tidak tahu dan menganggap remeh. Tentunya tidak bisa saya jelaskan satu persatu disini.
Intinya adalah Yang Maha Kuasa membebaskan kita untuk memilih agama apapun, ataupun tidak beragama, itulah kenapa kita makhluk yang paling mulia. Dan sebelum manusia lahir ke dunia, di alam akhirat kita sudah berdiskusi dengan Allah, bahwa kita ingin menjadi manusia, ingin mengikuti ujian di dunia dengan menjadi manusia, namun ingatan kita dihapus total saat lahir. Hasil akhir ujian adalah setelah kita mati. Jika lulus kebahagiaan abadi yang kita dapat, dan sebaliknya bila tidak lulus. Dan syarat utama kelulusan adalah mengakui bahwa Allah adalah yang Maha Kuasa.
Sebenrnya sangat banyak contekan2 didunia agar kita lulus ujianNya, yang justru wajib dijadikan pedoman hidup. Hanya saja manusia itu sendiri yang terkadang terlalu naif ataupun terlalu merasa over confident dan merasa paling luar biasa, sehingga contekan2 itu tidak dihiraukan
Pesanku kepada rekan2 ku sesama umat manusia. Silahkan menjadi apapun yang anda inginkan, tapi percayalah, dunia ini ada akhirnya, dan yang abadi akan menanti dan segalanya dipertanggungjawabkan bahkan kesalahan sekecil super-string.
Tujuan hidup ini adalah semudah, menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan apapun.